Apresiasi Aparat Keamanan Evakuasi Masyarakat dari Teror KST Papua

9
KST Papua Provokasi Kerusuhan di Wamena
Ilustrasi-Ist

Oleh : Alfred Jigibalom
Segala jerih upaya yang telah dilakukan oleh para aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan TNI dan Polri untuk melakukan evakuasi pada warga masyarakat di Distrik Paro patut untuk mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya. masyarakat merasa resah hingga keamanan mereka terancam akibat aksi teror yang terus dilakukan oleh KST Papua yang kian berhenti.

Aksi Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua memang telah membuat kehidupan warga masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri menjadi penuh akan keresahan. Bahkan, mereka sampai rela mengungsi dari satu perkampungan tersebut untuk bisa pindah ke tempat lain lantaran memang sangat menginginkan hidup lebih aman dan merasa tenang.

Bukan tanpa alasan masyarakat sampai bisa merasakan keresahan hingga mereka rela melakukan pengungsian untuk meninggalkan perkampungan mereka dan pindah ke tempat lain yang jauh lebih aman. Pasalnya memang sebelumnya, diketahui bahwa Pesawat Porter Susi Air telah dilaporkan dibakar oleh KST Papua.

Pembakaran tersebut diketahui sesaat setelah pesawat Susi Air itu melakukan landing di Bandara Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan pada hari Selasa, tanggal 7 Februari 2023 lalu. Diketahuinya berita tersebut, terjadi tatkala pesawat Pilatus Porter Susi Air dengan Nomor Penerbangan SI 9386 tujuan ke Timika – Paro – Timika ternyata sempat mengalami kendala tidak bisa dihubungi dan terputus kontaknya.

Terkait dengan kejadian tersebut, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya menyampaikan bagaimana kronologis pesawat Pilatus Porter Susi Air di Bandara Paro. Menurutnya, pesawat itu sempat terputus kontak setelah mendarat di Paro.
Kemudian, berdasarkan keterangan dari pihak Maskapai Susi Air sendiri bahwa seharusnya pesawat tersebut sudah kembali ke Bandara Mozes Kilangin, Kabupaten Mimika pada pukul 07:40 WIT. Lantaran mengalami hilang kontak, pesawat tersebut kemudian diketahui ternyata ditahan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua di Nduga, yang dipimpin oleh Egianus Kogoya.

Akibat kejadian ini, kemudian akhirnya Aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) beserta dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melakukan evakuasi kepada sebanyak 33 warga di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan. Mereka dievakuasi setelah kabur dan menghindari KST Papua pada hari Sabtu, tanggal 11 Februari lalu.

Puluhan warga tersebut dievakuasi oleh aparat keamanan menuju ke Pos Barak Boaru Satgas Satuan Organik Korem 172/PWY Yonif R 514/SY, di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Kav Herman Taryaman menjelaskan bahwa aksi teror dan provokatif ternyata masih saja terus dilakukan oleh gerombolan KST.

Lantaran dengan aksi teror dan provokatif yang terus mereka lakukan tersebut, maka membuat kehidupan di tengah-tengah masyarakat di Paro, Kabupaten Nduga menjadi terus diselimuti dengan keresahan. Maka dari itu masyarakat warga di Paro memilih untuk mengungsi ke tempat yang jauh lebih aman.

Berkat upaya yang telah dilakukan oleh TNI dan Polri dalam melakukan evakuasi tersebut, maka warga berhasil dievakuasi setelah harus berjalan terlebih daulu melintasi hujan dari kampungnya di Paro, kemudian masih lagi harus berjalan menuju ke Quary Bawah dan selanjutnya baru dijemput menggunakan 2 buah truk dan 3 kendaraan lainnya.

Sebanyak 33 warga yang dievakuasi itu terdiri dari sebanyak 16 orang dewasa dan 17 anak-anak. Kemudian, usai mereka semua dibawa ke tempat yang aman, para petugas gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri ini melakukan pemeriksaan kesehatan dan emberi makanan kepada seluruh warga yang dievakuasi. Setelah itu, mereka semua langsung dibawa ke rumah Kepala Kampung Tawelma Distrik Paro.

Kolonel Kav Herman Taryaman menambahkan bahwa sampai saat ini bisa jadi tidak menutup kemungkinan bahwa masih akan ada pengungsi susulan dari masyarakat Paro menuju ke Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga. Maka dari itu, bahkan sampai kini para personel aparat keamanan gabungan TNI dan Polri terus mengikuti perkembangan situasi yang terjadi di Paro Kabupaten Nduga.

Sebelumnya, proses evakuasi juga telah dilakukan oleh aparat keamanan, yang mana mereka melakukan pengevakuasian pada sebanyak 15 orang pekerja yang membangun Puskesmas. Kemudian TNI dan Polri juga kembali melakukan langkah evakuasi pada sebanyak 25 warga di Distrik Paro pada Jumat tanggal 10 Februari 2022 lalu.

Tidak tanggung-tanggung, bahkan sebanyak 25 warga yang mendapatkan ancaman dan teror dari KST Papua langsung dievakuasi oleh aparat keamanan dengan menggunakan dua helikopter. Sebanyak 25 warga tersebut yang berhasil dievakuasi adalah terdiri dari sebanyak 14 orang dewasa dan 11 anak-anak.

Lantaran memang aksi teror yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terus saja belum kunjung mereda termasuk upaya mereka melakukan provokasi, akhirnya membuat warga masyarakat merasa tidak aman lagi. Untungnya para aparat keamanan langsung dengan sigap melakukan upaya evakuasi untuk menyelamatkan dan membawa warga ke tempat yang jauh lebih aman untuk mereka tempati. Segala upaya dan jerih payah TNI serta Polri memang patut untuk mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi.

Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali