Oleh : Lukman Keenan Adar
Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) mampu mengamankan Natal dari adanya ancaman radikalisme dan juga terorisme dengan sangat baik. Seluruh kinerja yang telah dilakukan oleh aparat keamanan patut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi lantaran menjadikan perayaan Hari Raya Natal pada tahun ini sangat kondusif.
Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri) terus memperketat pengamanan untuk bisa mengantisipasi kemungkinan munculnya berbagai macam ancaman seperti halnya terorisme serta radikalisme dalam perayaan Natal 2023. Mengenai hal tersebut, Juru Bicara (Jubir) Mabes Polri Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa pihaknya telah memiliki beberapa peta rawan akan terjadinya aksi teroris di berbagai wilayah. Maka dari itu, berbekal dengan seluruh data yang ada kemudian pihak kepolisian terus melakukan pemantauan hingga pencegahan agar gangguan keamanan perayaan Natal tidak sampai terjadi.
Pihak kepolisian sendiri memiliki komitmen yang sangat kuat untuk bisa menjamin keselamatan dari seluruh masyarakat atas adanya ancaman teroris, khususnya mereka yang sedang merayakan Hari Raya Natal. Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri (Densus 88 AT Polri) juga terus melakukan beragam upaya pencegahan.
Bukan hanya pencegahan saja, melainkan pihak aparat keamanan juga telah melakukan berbagai macam tindakan penindakan terhadap adanya upaya tindak pidana terorisme di Indonesia selama sebelum perayaan Natal. Seluruh langkah tersebut dilakukan dalam rangka untuk bisa menciptakan situasi yang aman, tertib dan lancar bagi segenap masyarakat di Tanah Air khususnya mereka yang melaksanakan kegiatan perayaan Natal.
Beberapa upaya yang dilakukan oleh Polri antara lain adalah dengan menggelar Operasi Lilin 2023, yang mana operasi tersebut dilakukan selama 12 hari, terhitung dari sejak tanggal 22 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024 mendatang. Pengerahan personel yang dilibatkan dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) melalui kegiatan Operasi Lilin sendiri berjumlah 129.923 personel, yang mana seluruh personel itu terdiri dari Satuan Tugas (Satgas) pusat dan juga semua satgas itu tersedia di sebanyak 34 Kepolisian Daerah (Polda) di Indonesia.
Sejumlah personel aparat keamanan sendiri memang telah dipersiapkan untuk terjun secara langsung ke berbagai titik yang telah ditetapkan sebelumnya agar penanganan jika terjadi ancaman ataupun gangguan akan perayaan Natal bisa sesegera mungkin langsung teratasi dengan sangat cepat tanggap.
Dalam rangka menjaga kondusifitas perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), aparat keamanan dari jajaran personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Polri terus tidak mengenal kata lelah dalam melakukan pengamanan pada ibadah Natal kepada para jemaat di seluruh gereja di Tanah Air.
Adanya langkah pengamanan yang digencarkan oleh aparat keamanan tersebut tentunya berguna untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi Umat Kristiani khususnya yang akan melaksanakan ibadah Natal. Mengenai hal itu, Dandim 0907 / Trk Letkol Kav Khon B. C. Simarmata mengatakan bahwa pengamanan yang dilakukan oleh pihaknya melibatkan petugas gabungan dalam bentuk sinergitas yang kuat antara TNI dan Polri.
Pasalnya, perayaan Natal dan Tahun Baru sendiri merupakan sebuah momentum yang sangat penting pada setiap akhir tahun, yang mana hal itu selalu diikuti dengan adanya peningkatan dinamika akan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), sehingga memerlukan adanya upaya serta langkah akan pengamanan secara sangat komprehensif dan holistik dari TNI Polri yang juga didukung oleh semua komponen masyarakat agar keamanan di wilayah masing-masing bisa tetap terjaga dengan sangat optimal.
Lantaran pada setiap perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru (Nataru) sangat rawan untuk terjadinya berbagai hal yang bersifat mengganggu kamtibmas, maka sudah menjadi tugas dari aparat keamanan serta segenap elemen bangsa untuk bisa bersama-sama dalam menjaga kondusifitasnya.
Kondusifitas wilayah sendiri hanya akan terjadi apabila aparat keamanan dari personel gabungan seperti TNI dan Polri serta segenap komponan masyarakat lainnya yang berada dalam suatu wilayah itu mampu terus berkomitmen dengan sangat kuat untuk selalu memberikan pengamanan kepada agama manapun yang hendak melakukan kegiatan ibadah. Terlebih, jika hal tersebut dilakukan maka juga merepresentasikan sebuah bentuk keragaman dan kerukunan antar umat beragama untuk bisa saling menghormati agama lain dalam menjalankan ibadah mereka masing-masing.
Sejauh ini langkah pengamanan dan juga antisipasi yang dilakukan oleh seluruh jajaran aparat keamanan personel gabungan sendiri telah menunjukkan banyak hal konkret, seperi misalnya dikatakan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bahwa pihaknya telah berhasil melakukan penangkapan hingga sebanyak 18 orang terduga teroris sejak menjelang Hari Raya Natal 2023.
Untuk saat ini, sejumlah belasan orang terduga teroris itu sedang terus didalami oleh pihak Densus 88 AT Polri. Tentunya seluruh persoalan yang dinilai bisa saja berpotensi untuk mengganggu pelaksanaan serta kelancaran dari ibadah Natal terus menjadi perhatian serius aparat keamanan, termasuk juga dalam menghalau radikalisme agar tidak menyebar di Indonesia. Semua kerja keras tersebut patut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi oleh segenap masyarakat di Indonesia karena dengannya menjadikan bangsa ini terus dalam kondisi yang kondusif pada saat berbagai macam momentumnya termasuk perayaan Natal dan Tahun Baru.
Penulis adalah kontributor Persada Institute