Bupati Labuhanbatu Terima 3 Penghargaan di Top Musrenbang RKPD Provinsi Sumut

253

Labuhanbatu-Intipnews.com: Bupati Labuhanbatu dr. H. Erik Adtrada Ritonga, MKM, (foto) menerima 3 penghargaan sekaligus dari Gubsu H. Edy Rahmayadi,
dalam acara Top Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Utara tahun 2024, di Santika Premiere Dyandra Medan Hotel dan Convention, Rabu (12/04/2023).

“Alhamdulillah, di bulan suci ini, Labuhanbatu mendapatkan 3 penghargaan dalam acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Sumatera Utara tahun 2023” kata Bupati Labuhanbatu dalam lama media sosial pribadinya, sebagaimana dilihat, Kamis (13/04/23).

Menurut Bupati, 3 penghargaan yang diperoleh itu yakni : juara 1
kategori penilaian kinerja kabupaten/kota dalam pelaksanaan 8 aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2022.Kemudian, piagam penghargaan sebagai kabupaten/kota praktik baik inovatif dan terbaik ketiga dalam penilaian Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) tahun 2023.

Bupati Labuhanbatu mengucapkan terima kasih kepada para stakeholder dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Labuhanbatu dr. Hj. Maya Hasmita Erik Adtrada Sp.OG, MKM, yang selama ini bekerja dengan sungguh-sungguh.

“Semoga kedepannya Labuhanbatu semakin maju dan jaya lagi, sehingga apa yang kita cita-citakan dengan tagline Bolo (perbaiki) Labuhanbatu dapat terwujud” ujarnya.

Data yang dihimpun wartawan, dalam upaya menurunkan stunting di Labuhanbatu dilaksanakan 8 aksi konvergensi yang
dimulai dari pendataan jumlah balita di 98 kelurahan/desa dan penentuan desa lokasi fokus (lokus) stunting tahun 2022, 2023, dan 2024 berdasarkan jumlah kasus stunting dan keluarga berisiko stunting.

Adapun 8 aksi yang dilakukan yakni : pertama, analisis situasi kegiatan dengan pendekatan secara sensitif dan spesifik oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Kedua, rencana kegiatan anggaran penanganan stunting. Ketiga, rembuk stunting yang langsung dibimbing Bupati, Wakil Bupati, Ketua TP PKK, Forkopimda dan Kemenag untuk penguatan komitmen penanganan stunting.

Keempat, sosialisasi Peraturan Bupati Nomor 11 tahun 2022 tentang 8 pilar penangan stunting. Kelima, pembinaan kader pembangunan manusia (KPM), tenaga pelaksana gizi (TPG) dan kader posyandu dalam pencegahan dan penanganan stunting di desa/kelurahan.

Keenam, sistem manajemen data yang dilakukan rutin setiap bulan di Sekretariat stunting oleh Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas PMD, DPPKB, Kemenag dan instansi terkait lainnya.

Ketujuh, pengukuran dan publikasi stunting oleh Dinas Kesehatan dalam pengukuran tinggi badan dan berat badan seluruh balita, sehingga terjadi penurunan stunting 3,1 % dari tahun 2021 hingga 2022 dan aksi kedelapan, yaitu review kinerja penanganan stunting tahun 2022 yang langsung dipandu oleh Bapak Bupati dan Ibu Wakil Bupati Labuhanbatu dan fokus penekanan kegiatan stunting untuk 2023″ terang Fadly.

Tentang penghargaan praktik baik paling inovatif, diperoleh karena beragam inovasi yang dilakukan Pemkab untuk menurunkan angka stunting di Labuhanbatu. Inovasi itu antara lain dengan membentuk bapak/bunda asuh anak stunting (BAAS) yang mana Ketua TP-PKK sebagai bunda asuh anak stunting, Kapolres dan Dandim 0209/LB sebagai bapak asuh anak stunting.

Kemudian, PT HSJ sebagai bapak asuh memberikan bantuan makanan tambahan selama 90 hari. PT Asda juga sebagai bapak asuh memberikan bantuan 50 paket jamban dan PT Sarihusada memberikan nutrisi kepada balita stunting.

Inovasi lainnya, yaitu, pembentukan
Kalaju (kampung nelayan maju),
inovasi padi inpari nutrizinc yang diberikan kepada balita dan keluarga berisiko stunting , inovasi Kampung Nusa (Kampung Nutrisi Keluarga Cegah Stunting)

Adapun aplikasi inovasi Kampung Nusa yaitu, Maksum Ginting (gamak dimsum cegah stunting) yang terbuat dari ikan gamak khas kecamatan bilah hilir dan digagas oleh Puskesmas Tanjung Haloban dan Camat Bilah Hilir dan diberikan kepada balita stunting dan ibu hamil kek selama 90 hari.

Selanjutnya, Gema Stunting (nugget gamak cegah stunting) yang terbuat dari ikan gamak khas kecamatan bilah hilir dan diberikan kepada balita dan ibu hamil, mie torbang merupakan gagasan dari Dinas Kesehatan dalam mengelola daun torbangun menjadi mie yg diberikan kepada ibu nifas untuk meningkatkan jumlah produksi asi bagi ibu nifas.

Kemudian, inovasi mie wortel dan bit, gagasan dari dinas kesehatan dalam mengelola wortel dan bit menjadi sebuah mie yang diberikan kepada remaja putri untuk mencegah anemia.

Lambang catin (lapis torbangun cegah stunting) yang merupakan inovasi Dinas Kesehatan menciptakan PMT lokal bagi ibu nifas untuk meningkatkan jumlah produksi asi dan cakupan asi ekslusif dan inovasi Balet (bakso lele tempe) yang diberikan kepada ibu hamil dan balita stunting

Inovasi berikutnya adalah Motan (mobil stunting) sebagai bentuk keseriusan menangani kasus stunting . Inovasi Ranting (sekretariat stunting) merupakan sebuah inovasi pembuatan ruang rapat penanganan stunting dan terakhir inovasi Parenting (perpustakaan stunting) yang didalam nya terdapat jurnal, buku terkait dengan kesehatan, khususnya stunting.(Itp AAT)