Oleh : Veronica Lokbere
Ketua Masyarakat Adat di Papua dengan tegas meminta agar pihak KST Papua menghentikan teror yang telah mereka lakukan karena memang justru mendatangkan banyak sekali kerugian dalam berbagai hal. Selain itu, masyarakat adat menginginkan supaya Papua penuh akan kedamaian demi peningkatan kesejahteraan masyarakat sendiri.
Aksi teror kembali dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua, yang mana kekejian tersebut kembali pula menimbulkan kerugian baik materiil maupun korban jiwa. Terbaru, KST menembaki Kodim Persiapan di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Selasa (28/3/2023). Selain itu, KST juga terbukti membakar rumah guru. Aksi brutal tersebut dilakukan oleh Jelek Waker dan Numbuk Talenggen.
Beberapa waktu lalu, KST juga melakukan penyerangan kepada personel gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tatkala para aparat keamanan itu sedang melakukan pengamanan sholat tarawih di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
Akibat aksi yang dilakukan oleh KST Papua tersebut, kemudian sebanyak 3 (tiga) anggota aparat keamanan menjadi korban penembakan. Diketahui bahwa peristiwa itu terjadi di Masjid Al Amaliah Ilu, Distrik Ilu pada hari Sabtu tanggal 25 Maret 2023 lalu. Kemudian, dilaporkan bahwa sebanyak 2 (dua) anggota aparat keamanan menjadi korban meninggal dunia.
Sementara, seorang korban lain mengalami luka tembak, dengan kondisi tetap sadarkan diri. Adapun identitas anggota yang tertembak yakni Serda Riswar, anggota Koramil 1714-02/Ilu dan Bripda Mesak Indey, anggota Polsek Ilu. Serda Riswar mengalami luka tembak di tulang belakang dan dagu bagian bawah, sedangkan Bripda Mesak Indey terluka di bagian perut. Sementara satu personel lainnya, yakni Brigpol M Arif Hidayat, mengalami luka tembak di bagian paha.
Kronologi kejadian tersebut adalah terjadi pada pukul 20:00 WIT, yakni secara tiba-tiba ada orang tidak dikenal yang menyerang para aparat keamanan yang sedang berjaga. Mereka melepaskan tembakan dari arah belakang masjid.
Menurut Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, pelaku diduga berjumlah dua orang dari salah satu kios di sekitar lokasi. Para pelaku diketahui menggunakan satu pucuk senjata laras pendek dan juga satu senjata laras panjang.
Sontak, setelah kejadian tersebut, situasi dan kondisi yang berada di Kabupaten Puncak Jaya lantas menjadi siaga satu. Kapolres dan seluruh jajarannya mengaku bahwa mereka terus meningkatkan kewaspadaan untuk mampu mengantisipasi adanya kemungkinan serangan susulan terhadap anggota di lapangan. Bukan hanya itu, namun pihak kepolisian juga masih terus memburu para pelaku penembakan.
Di sisi lain, dengan adanya kasus penembakan hingga membuat Kabupaten Puncak Jaya menjadi siaga satu, Ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua, Lenis Kogoya kemudian mengimbau kepada KST Papua untuk segera bisa menghentikan seluruh aksi kekerasan serta pembunuhan yang telah mereka lakukan di Tanah Papua.
Menurutnya, akan menjadi jauh lebih baik apabila bisa secara bersama-sama membangun Papua, terlebih kini juga sudah ada pemekaran wilayah melalui Daerah Otonomi Baru (DOB) yang dulunya hanya dua provinsi hingga mampu menjadi 6 provinsi.
Sehingga menurut Lenis memang sudah tidak perlu ada hal yang diperdebatkan serta diperebutkan terus bahkan hingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang.
Ketua Adat Papua tersebut kemudian terus berupaya untuk mengajak KST, khususnya mereka yang berada di bawah kepemimpinan Egianus Kogoya untuk bisa turut serta memajukan Bumi Cenderawasih agar menjadi jauh lebih sejahtera dan damai ke depannya. Dirinya merasa bertanggung jawab untuk bisa melakukan koordinasi dengan setiap kelompok untuk kebaikan dan pembangunan di Papua.
Bahkan dengan tegas, Lenis mengaku pihaknya dan juga lembaga adat akan terus mengejar KST Papua. Baginya, Kelompok Separatis dan Teroris tersebut harus bisa diajak dan diseret untuk bergabung dan mencurahkan kerja kerasanya demi memajukan Papua.
Menurut Staf KSP Bidang Politik dan Keamanan ini, Egianus juga punya visi mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Papua. Tetapi, caranya dengan memerdekakan Papua dengan melepaskan diri dari Indonesia. Sementara, cara Lenis ingin memerdekakan Papua lewat jalan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Pada kesempatan lain, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI), Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan bahwa Pemerintah pusat bersama dengan aparat gabungan TNI dan Polri memang perlu untuk melakukan penambahan jumlah personel. Hal tersebut dilakukan demi memperkuat dan meningkatkan pengamanan di wilayah Papua dan juga memutus mata rantai kebutuhan pokok bagi KST Papua.
Bagi Bamsoet, adanya penambahan personel tersebut merupakan upaya untuk bisa menjamin keamanan dan keselamatan masyarakat Papua, baik itu mereka yang berada di wilayah yang baru saja terjadi aksi teror, yakni Puncak Jaya, ataupun di seluruh wilayah Papua yang memang memiliki potensi serangan KST.
Sejauh ini, teror yang terus dilakukan oleh KST Papua memang harus segera bisa dihentikan karena telah sangat merugikan dan merusak banyak hal. Maka dari itu, Ketua Masyarakat Adat di Papua langsung menegaskan agar pihak KST segera menghentikan segala kekejian yang telah mereka lakukan dan mengajak untuk secara bersama-sama membangun Papua.
Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta