Oleh : Arzan Malik Narendra
Pemanfaatan media sosial harus benar-benar dengan bijak. Hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap penciptaan kondisi Pemilu yang damai dan juga kodusif di Indonesia karena sudah tidak lagi banyak bertebaran isu-isu atau berita hoax.
Pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) akan segera datang padatahun 2024 mendatang di Indonesia. Memang banyak harapan yang menyertai serta tidak sedikit pula rasa optimisme dari seluruh masyarakat supaya penyelenggaraa Pemilu tersebut bisa berjalan dengan penuh akan kedamaian dan kondusif.
Tidak bisa dipungkiri bahwa menjaga Pemilu yang damai memang sebuah kewajiban dan kebutuhan serta keharusan yang dimiliki oleh segenap elemen masyarakat Tanah Air. Mengenai hal tersebut, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate menyatakan bahwa salah satu hal paling krusial untuk terus menjaga kondusifitas dan juga kedamaian Pemilu adalah dengan tidak menyebarkan hoax.
Bahkan dirinya meminta kepada seluruh masyarakat untuk membiasakan dan membudayakan verifikasi informasi terlebih dahulu sebelum menerima dan mengamini sebuah pemberitaan ataupun segala macam jenis informasi yang beredar di media sosial serta di internet. Dirinya menegaskan bahwa semua pihak harus turut berperan aktif dalam menjauhi hingga memerangi hoax.
Bukan hanya itu, namun Menkominfo juga mengajak seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk bisa merayakan adanya pesta demokrasi dengan penuh rasa banggsa terhadap bangsa dan negara. Dirinya mengimbau bahwa seharusnya masyarakat Tanah Air mengikuti orasi budaya tentang bagaimana tetap bersikap santun, utamanya ketika bermedia sosial untuk menunjang adanya Pemilu yang damai.
Maka dari itu, Johnny G Plate juga mengajak segenap elemen masyarakat supaya mampu meningkatkan literasi digital dengan cara yang baik, terlebih tatkala memasuki tahun politik seperti sekarang ini. Pasalnya, tidak bisa dipungkiri kalau satu kebudayaan di sebuah daerah, bisa jadi sama sekali tidak cocok jika diimplementasikan dengan wilayah lainnya. Maka dari itu dalam bermedia sosial harus penuh akan kehati-hatian.
Adanya pesta demokrasi, yakni Pemilu 2024 justru menurutnya harus benar-benar dirayakan dengan nuansa yang sangat damai serta sejuk, senang dan bahagia. Jangan sampai justru esensi dari kata ‘pesta’ di sana hanyalah dijadikan sebagai alat untuk menciptakan sebuah konflik tertentu diantara kelompok dengan cara melakukan penyebaran fitnah dan juga hoax.
Media sosial, khususnya di masa sekarang ini memang memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Untuk itu, pengelola media sosial harus benar-benar bijak ketika menggunakan sarana di dunia maya tersebut sehingga mereka tidak terjebak atau justru malah mudah menyebarkan berita bohong.
Mengenai hal tersebut, Sekretaris Dinas Kominfo Pacitan, Eno Spith Mudumi menyatakan bahwa kehadiran media sosial memang sangat mampu memberikan ruang tanpa adanya batasan bagi para penggunanya untuk berekspresi. Sejatinya, justru dengan kebebasan berekspresi di media sosial tersebut merupakan salah satu perwujudan konkret bahwa Indonesia menganut nilai demokrasi.
Bukan hanya untuk berekspresi dalam kegiatan sehari-hari saja, melainkan tidak sedikit diantara masyarakat, yang menggunakan beberapa aspek dari media sosial untuk menyampaikan pendapat mereka, mulai dari menyampaikan aspirasi masyarakat di ranah politik, gagasan pribadi hingga melakukan kritik sebagai sarana kontrol sosial terhadap bagaimana kinerja pemerintah saat ini.
Sejatinya, sejumlah fakta tersebut memang merupakan sebuah bentuk dari bagaimana kontribusi positif dari para warganet terhadap demokratisasi di Indonesia. Meski begitu, ternyata di sisi lain juga masih terdapat banyak celah di internet yang juga sering dimanfaatkan oleh para penebar hoax.
Untuk itu, hal paling penting menurut Eno adalah bagaimana memunculkan sikap bijak dalam menyaring segala jenis informasi dan pemberitaan di media sosial atau internet sebelum diterima apalagi untuk kepentingan dilanjutkan atau dibagikan kepada rekan media sosial lainnya, jangan sampai mata rantai penyebaran hoax justru terus terjadi.
Dengan adanya sikap lebih bijak dan juga memiliki filter ketika menghadapi sebuah pemberitaan di media sosial, maka mata rantai penyebaran hoax di masyarakat akan bisa teratasi karena sudah semakin sedikit orang yang melakukan penyebarluasan informasi hoax dan juga semakin sedikit pula orang yang terlalu mudah percaya pada segala apapun yang ada di media sosial.
Berbicara mengenai Pemilu 2024, maka justru bagaimana aranya untuk mendongkrak peran dari media sosial tersebut dalam menyukseskan seluruh tahapan Pemilu 2024. Pasalnya, media seharusnya tidak hanya dalam menyebarkan informasi saja, melainkan juga harus mampu menjadi sebuah sarana edukasi dan menyangkal hoax yang bertebaran di masyarakat agar Pemilu terjadi dengan damai.
Menciptakan sebuah keadaan penuh akan kedamaian dalam pesta demokrasi Pemilu merupakan sebuah kewajiban yang dimiliki oleh segenap masyarakat Indonesia, karena memang negara ini menganut asas demokrasi. Untuk itu, salah satu upayanya, utamanya di jaman serba canggih seperti sekarang ini adalah dengan memanfaatkan media sosial dengan semakin bijak untuk mewujudkan Pemilu yang damai tersebut.
Penulis adalah kontributor Lembaga Siber Nusa