Meteran Pelanggan Tak Pernah Dirawat, PUDAM Tirta Bina Rantauprapat Kutip Biaya Rawat Meter Rp 4.000/ Bulan

145

Labuhanbatu-Intipnews.com: Ada-ada saja dengan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PUDAM) Tirta Bina Rantauprapat. Setelah tarif air pelanggan tiba-tiba naik dan ada yang meterannya masih 0 (belum dipakai) tapi sudah dapat tagihan harus bayar, teranyar seorang pelanggan mempertanyakan penggunaan biaya perawatan meteran air sebesar Rp 4.000 setiap bulan. Padahal meteran pelanggan selama ini disebut-sebut tak pernah dirawat

Seperti yang disampaikan Budi, pelanggan PUDAM Tirta Bina Rantauprapat itu, Selasa (20/12/22). Dikatakannya, sesuai rincian tagihan pembayaran yang dia lihat di website PUDAM Tirta Bina, tertulis struktur biaya yang dibebankan kepada pelanggan diantaranya rekening pemakaian air dan biaya rawat meter sebesar Rp 4.000.

” Biaya rawat meteran dibebankan kepada pelanggan PUDAM Tirta Bina. Kalau dikalikan empat ribu rupiah dengan ribuan pelanggan PUDAM yang ada, sudah berapa setiap bulannya mereka peroleh,” kata Budi mempertanyakan.

Yang membuat Budi bingung, meski setiap bulan biaya rawat meteran dibayar pelanggan, namun meteran di rumah-rumah pelanggan sama sekali tidak pernah dilakukan perawatan. “Yang jadi pertanyaan apakah ada perawatan yang dilakukan PUDAM terhadap meteran pelanggan? Jawabannya, tidak pernah ada sama sekali,” keluhnya

Sementara itu, surat tagihan yang diperoleh Budi dari website PUDAM itu berbeda dengan surat tagihan pembayaran air atau kuitansi yang diberikan langsung petugas PUDAM kepada pelanggan saat menagih setiap bulan.

Dalam kuitansi yang diperoleh Budi melalui website itu, diterangkan biaya pemakaian air dan biaya rawat meter Rp 4.000. Sedangkan dalam surat tagihan yang diberikan petugas PUDAM kepada pelanggan tidak dicantumkan adanya biaya rawat meteran.

” Di kuitansi (yang diberikan ke pelanggan) tidak ada. Tapi coba buka di website PUDM Tirta Bina dan masukkan nomor pelanggan dan terbuka. Biaya rawat meter empat ribu rupiah” jelasnya.

Selain soal biaya rawat meter yang menjadi tanda tanya itu, Budi juga mempersoalkan kualitas air yang sampai ke rumah pelanggan di Lingkungan Perumahan Raja Habib, Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan. Padahal, instalasi pengolahan air milik PUDAM sangat dekat dari komplek perumahan tersebut

“Mengapa air di perumahan Raja Habib, sudah kotor dan tidak deras. Padahal komplek perumahan hanya beberapa meter saja jaraknya dari pengolahan air PUDAM di Sei Buaya” keluhnya.

Direktur PUDAM Tirta Bina, Rantauprapat Paruhum Naili Siregar, SE saat dikonfirmasi melalui pesan Whatsapp (WA), terkait kutipan uang rawat meter itu, perbedaan antara surat tagihan yang diberikan kepada pelanggan dengan yang ada di website PUDAM dan kualitas air yang disoal pelanggan serta berapa jumlah pelanggan PUDAM Tirta Bina, Rantauprapat, sampai berita ini dikirim ke redaksi tidak memberikan jawaban.(Itp AAT)

Teks Foto : Kantor PUDAM Tirta Bina, Rantauprapat. Belakangan ini, pelayanan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini jadi sorotan pelanggan.