OJK Gelar BKI Tahun 2022, Optimalkan Program Inklusi Keuangan  

121
foto :istimewa
Foto: Kepala OJK KR5 Yusup Ansori (tengah)dan Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK Wan Nuzul Fachri saat mengelar bulan BKI Tahun 2022..(foto-Itp)

Medan-Intipnews.com: Otoritas Jasa Keuangan Kantor  Regional 5 (OJK KR5) Sumatera Utara  mengelar Bulan Inklusi Keuangan (BKI) Tahun 2022 guna mendorong  pemahaman dan penggunaan masyarakat terhadap produk atau layanan jasa keuangan.

OJK juga berkomitmen untuk terus melakukan percepatan perluasan akses atau inklusi keuangan masyarakat guna mendukung prioritas pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan mendorong pembangunan nasional.

Deputi Direktur Manajemen Strategis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen dan Kemitraan Pemerintah Daerah OJK Wan Nuzul Fachri mengatakan bulan Inklusi Keuangan dilakukan untuk membuka akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat, mengkampanyekan budaya menabung, mengoptimalkan program-program inklusi keuangan.

Sejak tahun 2016, tambahnya OJK telah menginisiasi bulan Oktober sebagai Bulan Inklusi Keuangan yang diselenggarakan secara terintegrasi, masif, dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia guna mendorong pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024, dan tentunya dalam mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Akses keuangan merupakan hak dasar bagi seluruh masyarakat dan memiliki peranan penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Maka hal ini perlu dibarengi dengan pemahaman yang baik,” katanya, Rabu (19/10/2022).

Hal ini “Tema yang ditetapkan untuk bulan Oktober 2022 ini adalah “Inklusi Keuangan Meningkat, Perekonomian Semakin Kuat”. Dengan adanya bulan inklusi keuangan ini juga diharapkan akan semakin memperkuat komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholders dalam rangka pemenuhan dan peningkatan akses keuangan bagi seluruh masyarakat di Indonesia dan khususnya Sumatera Utara,” katanya.

Sementara itu Kepala OJK KR5 Yusup Ansori menyampikan BIK dilakukan sebagai upaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat sejalan dengan inklusi keuangan.

“Hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang dilaksanakan OJK tahun 2019, Sumut inklusi keuangannya sudah 93,98 persen sementara literasi hanya 38,03 persen,” katanya

Banyak masyarakat yang sudah menggunakan jasa keuangan tapi tidak mengenal produk yang dia gunakan seperti apa.

“Kita tidak mau ada gap antara inklusi dengan literasi, sehingga keduanya bersinergi. Selain IKB ini juga kami juga telah banyak melakukan berbagai kegitan bersama dengan kampus, Bursa Efek Indonesia, Pemprov dan Pemda, BI, jasa keuangan dan instanso terkait,” pungkasnya.Itp05