Oleh : Alfisyah Dianasari
Pembangunan infrastruktur yang selama ini sudah dilaksanakan pada era kepemimpinan Presiden Jokowi, menurut sejumlah pengamat ternyata jauh lebih masif, merata dan juga sukses mendatangkan kesejahteraan untuk rakyat jika dibandingkan dengan pemimpin lainnya.
Apabila diperbandingkan bagaimana capaian pembangunan infrastruktur yang telah tercapai di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo dengan pemerintahan sebelumnya, jelas sekali bahwa pembangunan infrastruktur saat ini menjadi jauh lebih masif. Berkat masifnya pembangunan yang sudah digalakkan semenjak era Jokowi, bahkan juga berhasil membuat roda perekonomian Indonesia menjadi sangatlah kuat.
Kekuatan fundamental perekonomian nasional memang sama sekali tidak bisa dilepaskan dari bagaimana masifnya pembangunan infrastruktur yang selama ini sudah dilakukan, yakni sejak sekitar 8 tahun Presiden Jokowi memimpin karena memang adanya pemerataan hingga di seluruh pelosok Tanah Air.
Tidak bisa dipungkiri, pembangunan infrastruktur sangat berbeda skemanya jika dibandingkan dengan bagaimana presiden sebelumnya memimpin yang terkesan hanya berfokus di daerah tertentu saja sehingga sama sekali tidak tercermin namanya pemerataan pembangunan.
Namun sejak tahun 2014 Jokowi memimpin, pembangunan desa menjadi salah satu fokus beliau untuk benar-benar bisa dibenahi, termasuk juga bagaimana caranya membangun daerah 3T (terluar, terdepan, tertinggal). Presiden Jokowi sangat menyadari bahwa dengan luasnya area Indonesia, memang sangat penting untuk mengakomodasi pula kepentingan masyarakat selain di perkotaan supaya mereka mampu menjalani kehidupan yang jauh lebih layak.
Sebagai informasi, sejak tahun 2015 hingga 2022 ini saja, sudah terdapat jalan desa yang berhasil dikonstruksi oleh Presiden Jokowi hingga sepanjang 316.590 km, kemudian terdapat Jembatan Desa sepanjang 1.597.529 m yang berhasil dibangun, Pasar Desa sebanyak 12.297 unit dan juga Posyandu sebanyak 42.357 unit. Bukan hanya itu, persoalan mengenai air bersih yang ada di desa juga telah banyak ditangani dengan keberhasilan pembangunan infrastruktur air bersih desa sebanyak 1.474.544 unit dengan irigasi desa sebanyak 501.054 unit.
Beralih pada bagaimana sepak terjang Presiden Jokowi membangun Indonesia, setidaknya hanya dalam waktu yang sama dan tidak sampai membutuhkan 10 tahun, beliau sudah berhasil mengkonstruksi jalan tol sepanjang 1.762,3 KM, pembangunan bendungan sebanyak 30 unit dan 29 bandar udara (bandara).
Pengamat Politik yang juga Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno menyatakan masyarakat juga sangat menanggapi baik dan mengaku puas dengan bagaimana kinerja pembangunan infrastruktur yang telah berhasil dilakukan tersebut. Salah satu ciri khas dari pemerintahan era Jokowi memang dengan kebijakan pembangunan infrastrukturnya yang sangatlah masif dan hal itu sudah menjadi sebuah rahasia umum kalau dibandingkan dengan era SBY pun pembangunan saat ini sudah sangat jauh di depan.
Bukan tanpa alasan masyarakat bisa merasa sangat puas dengan bagaimana kesejahteraan di era pemerintahan saat ini. Pasalnya memang pembangunan infrastruktur ini menjadi suatu hal yang sangatlah vital lantaran bisa dengan langsung manafaatnya dinikmati oleh seluruh masyarakat dan juga tampak di depan mata.
Adi menambahkan bahwa seluruh fakta dan data sebenarnya sudah sangat menunjukkan dengan terang di depan mata bagaimana sukses besar yang berhasil dicapai oleh Jokowi. Era Presiden SBY, waktu 10 tahun kepemimpinannya hanya berhasil mengkonstruksi jalan tol sepanjang 189,2 km saja, angka tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan era Presiden Jokowi saat ini.
Data juga menunjukkan bahwa era SBY dalam 2 periode kepemimipinannya, hanya berhasil menyelesaikan pembangunan bandara sebanyak 24 unit saja. Sedangkan di era Jokowi saat ini berhasil meresmikan 29 bandara, ditambah lagi masih terdapat target tambahan 9 unit bandara yang akan dirampungkan setidaknya sebelum periode kepemimpinannya berakhir.
Jika masyarakat bisa melihat dengan mata dan pikiran yang jernih, maka seluruh data menunjukkan hal tersebut. Adi Prayitno berpesan kepada seluruh masyarakat supaya tidak mudah terjebak dalam klaim sepihak yang mungkin telah banyak beredar di media sosial beberapa waktu belakangan.
Lebih lanjut, Adi juga sempat menyinggung adanya klaim sepihak mengenai isu bahwa pilpres tahun 2024 mendatang seolah telah disetting supaya hanya tercipta 2 paslon saja. Menurutnya hal tersebut merupakan urusan dari elite politik dan mempertimbangkan bagaimana konfigurasi perpolitikan yang sedang berkembang, termasuk bagaimana elite partai bisa menyakinkan partai lain mengenai poros mereka.
Partai politik merupakan sebuah lembaga yang sepenuhnya memiliki otonomi mereka dan akan sangat sulit untuk bisa diintervensi oleh pihak-pihak tertentu. Hal tersebut seenarnya sudah bisa dilihat dari bagaimana perkembang perpolitikan belakang ini, tatkala sudah mulai ada poros koalisi yang beragam, sehingga tidak masuk akal tudingan terkait settingan tersebut.
Isu tersebut segaja disebarkan, karena ini sudah mulai mendekati tahun politik, dan ini merupakan hal yang sangat wajar terjadi. Namun perlu diingat, bahwa fakta sama sekali tidak bisa dihilangkan karena seluruh data menunjukkan kalau memang pembangunan infrastruktur yang terjadi di era Presiden Jokowi jauh lebih masif, merata dan juga sukses mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat jika dibandingkan dengan pemimpin lainnya (sebelumnya).
Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini