Oleh : Saiful Anwar )*
Pembangunan infrastruktur merupakan hal yang perlu dilakukan, tidak hanya untuk mempermudah masyarakat beraktifitas, namun pembangunan infrastruktur juga dapat meningkatkan daya saing untuk bisa berkompetisi di level global.
Infrastruktur seperti jalan tol, Bandara, pelabuhan dan semua fasilitas pendukung lain adalah kunci untuk membuat barang-barang lokal bisa memiliki daya saing.
Jalan tol akan membuat mobilitas barang dan orang menjadi lebih cepat, hal ini tentu saja akan menjadikan pelaku mampu melakukan efisiensi baik dari segi waktu dan biaya. Di mana hal tersebut nantinya biasa menekan biaya produksi yang akhirnya membuat harga barang menjadi lebih terjangkau (murah).
Misalnya dengan beroperasinya Tol Cibitung-Cilincing, barang-barang yang berasal dari kawasan industri dan logistik di Bekasi dan Karawang akan bergerak jauh lebih cepat menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Begitu pula sebaliknya, komoditas yang berangkat dari pelabuhan menuju kawasan industri dan logistik juga akan lebih cepat sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menuturkan alasan dirinya menekankan pembangunan fisik di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini dilakukan karena, pembangunan fasilitas untuk publik dapat memberikan akselerasi terhadap pemberdayaan manusia di daerah-daerah terpencil dan terdepan di seluruh Indonesia.
Dengan adanya infrastruktur tersebut, Jokowi ingin agar produk-produk dan barang-barang yang ada Indonesia dapat agar bersaing bila diadu kompetisi dengan produk negara lain. Sehingga daya saing kita akan menjadi lebih baik dan lebih kuat.
Guru Besar dan Ekonom UI Fithra Faisal menyebutkan, bahwa infrastruktur yang dibangun telah memberikan dampak positif untuk sisi sosial maupun ekonomi. Beberapa proyek yang dimaksud seperti proyek ketenagalistrikan yang sudah berhasil memberikan penerangan pada 1,7 juta rumah tangga baru, proyek air bersih dan irigasi yang telah mampu meningkatkan kapasitas air hingga 10.140 liter/detik. Proyek tersebut telah memenuhi kebutuhan air bersih untuk 1,5 juta rumah tangga atau 5,8 juta jiwa. Selain itu, proyek irigasi juga mampu mengairi 96 ribu hektare persawahan.
Pembangunan infrastruktur merupakan bukti kepedulian pemerintah terhadap nasib bangsa yang menginginkan kemajuan, sudah sepatutnya masyarakat juga menyambut baik pembangunan yang terus dilakukan oleh pemerintah.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan bahwa manfaat pembangunan infrastruktur akan mempercepat pengembangan yang selama ini sudah dilakukan seperti pembangunan jalan tol, bandara hingga pelabuhan.
Dalam kesempatan lain pada acara pengukuhan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Mohammed Ali Berawi selaku Guru Besar Ilmu Teknik Sipil memaparkan empat pembahasan pembangunan infrastruktur. Dirinya memaparkan pentingnya perencanaan pembangunan infrastruktur bernilai tambah untuk meningkatkan kelayakan proyek. Ali melakukan beberapa kajian dan penelitian pada proyek infrastruktur.
Penelitian berupa mengembangkan desain konseptual infrastruktur terpadu yang disebut Public Railways and Stormwater Infrastruktur (PRASTI) Tunnel, pembangunan jembatan selat sunda, dan pengembangan kota cerdas untuk Ibu Kota Negara (IKN). PRASTI Tunnel merupakan sebuah konsep pembangunan terowongan bawah tanah untuk jalur kereta yang direncanakan terintegrasi dengan saluran pengendalian banjir.
Sehingga diharapkan mampu memberikan nilai efisiensi dan efektivitas tinggi bagi pembangunan megaproyek infrastruktur. PRASTI Tunel berfungsi sebagai infrastruktur komersial dalam rangka mengurai kemacetan sekaligus sebagai infrastruktur sosial yang dapat mengendalikan banjir di Jakarta. Yakni dengan mengintegrasikan tiga fungsi utama dalam satu terowongan yang terdiri dari fasilitas transportasi publik, kereta api bandara dan pengendali banjir (stormwater).
Sebagai negara kepulauan tentunya Indonesia membutuhkan konektivitas yang baik untuk melancarkan pergerakan manusia maupun distribusi logistik ke seluruh wilayah Indonesia sampai ke daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3TP). Sehingga dibutuhkan pembangunan infrastruktur di sektor transportasi demi efisiensi logistik.
Saat ini transportasi angkutan barang menggunakan moda angkutan jalan masih menjadi yang paling dominan dalam sistem logistik di Indonesia. Dari data Ditjen Hubdat Kemenhub tercatat peran angkutan logistik melalui jalan raya mencapai 80-90 persen, sisanya menggunakan moda transportasi lain.
Pada kesempatan berbeda, Menteri BUMN Erick Thohir yang mengembangkan Indonesia Investmen Authority (INA) yakni pembangunan infrasktruktur dengan investasi bukan dengan utang ataupun APBN. Pembangunan Infrastruktur tidak hanya menunjang aktivitas masyarakat saja, tetapi juga pembangunan infrastruktur yang baik tentu saja dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal atau berinvestasi ke Indonesia.
)* Penulis adalah kontributor Persada Insitute