Oleh : Dian Ahadi
Bali akan menjadi tempat penyelenggaraan KTT G20 pada bulan November mendatang. Persiapan acara dilakukan agar tetap lancar dan sesuai dengan rencana, meski beberapa hari lalu ada banjir di Pulau Dewata. Panitia memastikan semuanya aman terkendali dan KTT G20 tidak akan terpengaruh oleh gangguan alam.
Indonesia menjadi Presidensi G20 tahun 2022 dan otomatis menjadi tuan rumah forum internasional tersebut. Bali menjadi lokasi utama G20 karena sudah sering menjadi tempat diadakannya acara-acara internasional. Para tamu yang terdiri dari delegasi negara-negara anggota G20 dan undangan akan mengadakan rapat di Bali sambil menikmati keindahan alamnya.
Namun beberapa hari lalu ada bencana banjir dan tanah longsor di Bali, di antaranya di daerah Jembrana, Tabanan, Bangli, dan Karangasem. Bencana alam itu tak hanya menyebabkan kerugian secara materiil tetapi juga korban jiwa. Meski ada bencana tetapi panitia memastikan KTT G20 tetap berlangsung dan tidak terpengaruh sama sekali.
Gubernur Bali I Wayan Koster menyatakan bahwa keadaan sudah relatif aman sampai ke depannya. Tidak ada masalah, banjir sudah diatasi. Para pengungsi juga sudah diselamatkan ke tempat yang aman. Tidak akan ada lagi banjir bandang. Bencana alam di Bali tidak akan mempengaruhi kelancaran persiapan KTT G20.
Dalam artian, meski ada banjir, tidak mempengaruhi venue utama KTT G20. Persiapannya tidak terganggu oleh dampak banjir karena panitia dengan sigap mengamankan peralatan dan segala sesuatunya. Tidak akan ada kekhawatiran mengenai banjir atau tanah longsor, karena situasi sudah diamankan.
Bencana sudah selesai dan diharap tidak terjadi lagi, dan Pemerintah Provinsi Bali mengamankan situasi di masyarakat agar tidak terjadi banjir atau longsor susulan. Setelah evaluasi maka semuanya diamankan dan diadakan pencegahan agar tidak ada banjir atau bencana lain yang bisa merusak persiapan KTT G20.
Ketika tim gabungan TNI dan Polri bersiap di Bali untuk mengamankan KTT G20 dan persiapannya, maka mereka tidak hanya mencegah tindakan kriminal atau terorisme yang bisa mengganggu jalannya konferensi. Namun aparat keamanan juga disiapkan untuk menghadapi berbagai kemungkinan terburuk, termasuk bencana alam.
Irjen Pol Agung Setya Effendi menyatakan bahwa pengamanan akan dilakukan mulai dari kedatangan delegasi G20 sampai KTT diselenggarakan. Polri juga mengantisipasi bencana alam dan gangguan siber. Untuk mengamankan KTT maka Polri selain bekerja sama dengan TNI, juga berkolaborasi dengan Paspampres dan BNPT.
Tim gabungan aparat keamanan mengantisipasi bencana alam karena selain mencegah terjadinya banjir dan tanah longsor lagi, di Bali masih ada beberapa gunung. Namun dipastikan semuanya aman dan tidak akan ada bencana alam baik banjir maupun gempa vulkanik, dan para tamu tidak usah khawatir. Mereka bisa mengunjungi Bali untuk rapat di KTT G20 dan tidak usah takut akan ancaman banjir.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno menyatakan bahwa persiapan KTT G20 tidak terpengaruh oleh banjir Bali. Semuanya sudah sesuai rencana. Badan Nasional Penanggulangan Bencana sudah membentuk satgas untuk mengatasi banjir sekaligus mencegah hal itu terjadi lagi.
Sandiaga melanjutkan, ia telah mendapatkan kepastian dari Gubernur Bali I Wayan Koster, bahwa semua pihak tetap on track dalam menanggulangi banjir. KTT G20 tetap akan diadakan tanggal 15 hingga 16 November 2022. Seluruh delegasi diyakinkan agar tetap datang ke KTT G20, karena sudah aman dan tidak ada banjir.
Delegasi dari negara-negara G20 harus diyakinkan agar mereka percaya dan datang ke Indonesia. Penyebabnya karena KTT harus berhasil dan seluruh angota G20 datang, dan melakukan rapat dengan lancar. Dikhawatirkan jika ada 1 saja yang absen atau bahkan banyak yang tidak datang, akan berpengaruh terhadap kelancaran KTT G20.
Oleh karena itu pemerintah berusaha terus untuk meyakinkan delegasi G20 agar mereka terbang ke Bali dan menghadiri acara, karena forum ini sangat penting. Tak hanya untuk setahun tetapi untuk bertahun-tahun ke depan. Dengan semangat Recover Together, Recover Stronger, maka seluruh anggota G20 akan bekerja sama untuk menanggulangi dampak corona dan bangkit lagi, terutama di bidang ekonomi.
Indonesia sebagai tuan rumah juga ingin agar KTT G20 berjalan lancar. Apalagi ada banyak dukungan dari pihak swasta maupun luar negeri, seperti penyediaan akses 5G dan mobil listrik sebagai kendaraan ketika KTT berlangsung. Jangan sampai ada delegasi G20 yang batal datang gara-gara membaca berita banjir di Bali, atau hanya bisa datang secara virtual.
KTT G20 adalah acara yang sangat penting, oleh karena itu persiapannya harus 100% matang. Bencana bajir dan tanah longsor di Bali tak bisa dihindarkan karena merupakan bencana alam. Namun banjir tidak mempengaruhi persiapan KTT G20. Para delegasi tak usah khawatir karena semuanya aman dan mereka bisa menghadiri forum dengan senang hati.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute