Rasuna Said, Pahlawan Perempuan yang Jadi Google Doodle Hari Ini

151
foto :istimewa
Ilustrasi-Ist

Medan-Intipnews.com:   -Google doodle hari ini menampilkan ilustrasi Rasuna Said, pahlawan perempuan Indonesia yang berdarah Minang. Visual bernuansa biru itu dibuat untuk merayakan ulang tahun ke-112 perempuan yang dikenal dengan julukan Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia itu.

Sepanjang hidupnya, ia dikenal lantang memperjuangkan berbagai isu-isu sosial, terutama hak-hak perempuan selain juga berprofesi sebagai guru dan jurnalis. Atas kiprahnya, ia kemudian diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia sekaligus menjadi perempuan ke-9 yang menerima gelar tersebut.

 Rasuna Said  lahir 14 September 1910 lalu di di dekat Danau Maninjau di Sumatera Barat. Bisa dibilang, ia berasal dari keluarga terpandang karena ayahnya, Haji Muhammad Said, adalah seorang tokoh pergerakan di Minang sekaligus pengusaha sukses.

Kondisi ini memberinya kemudahan untuk mendapatkan pendidikan meskipun ia memilih bersekolah agama di desa yang tak jauh dari rumah. Sejak kecil pula ia dikenal sebagai perempuan yang pintar dengan pendapat yang cemerlang soal berbagai permasalahan sosial di Indonesia. Keuletan dan kecerdasannya sebagai siswa itu yang kemudian menjadikannya sebagai asisten guru, posisi yang masih jarang dipegang gadis muda di kala itu.

 Pada tahun 1926, Rasuna Said diundang untuk bergabung dengan Sarikat Rakyat sebagai sekretaris cabang Maninjau. Aktivitasnya lalu berlanjut pada Gerakan Islam pada tahun 1930 yang membawanya menyelenggarakan Persatuan Muslim Indonesia (PERMI) yang kritis terhadap kolonialisme Belanda dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Pada tahun 1931, Rasuna lalu pindah ke Padang untuk meluncurkan divisi perempuan di PERMI.

Fokusnya adalah membuka sekolah sastra untuk perempuan di seluruh Sumatera Barat. Namun karena kegiatannya itu, pada tahun 1932, perempuan Minang ini ditangkap karena berbicara menentang kekuasaan Belanda. Ribuan orang menghadiri persidangannya di Payakumbuh pada tahun 1932, pada saat itu pula ia menyampaikan pidato pembelaan yang menginspirasi dan tanpa ragu-ragu.

Setelah sempat dipenjara, ia lalu dibebaskan dari hukuman pada tahun 1934 ketika usianya masih 24 tahun. Sejak itulah, Rasuna Said mulai merintis karier jurnalistik dan menulis untuk jurnal perguruan tinggi bernama Raya. Selama beberapa tahun berikutnya, dia membuka lebih banyak sekolah untuk anak perempuan dan berbicara atas nama kelompok perempuan muslim yang tak terhitung jumlahnya.

 Perjuangannya untuk menanamkan nasionalisme dan anti-kolonialisme melalui tulisannya akhirnya berbuah manis ketika Indonesia merdeka tahun 1945. Pascakemerdekaan, ia masih terlibat dalam berbagai aktivitas dan organisasi perempuan. Namun Rasuna Said meninggal dunia pada 2 November 1965 di Jakarta dalam usia 55 tahun. Lalu baru tahun 1974 ia kemudian dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia atas jasa-jasanya. Selamat ulang tahun, Rasuna Said! (kc/itp.04)