Binjai-Intipnews.com: Rihlah adalah istilah bahasa Arab yang mengacu pada sebuah perjalanan atau perjalanan, terutama yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ilmu atau pencerahan spiritual. Dalam tradisi Islam, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perjalanan cendekiawan atau Muslim yang melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu, bertemu ulama lain, dan mengunjungi situs-situs keagamaan penting.
Salah satu contoh Rihla yang paling terkenal adalah catatan perjalanan sarjana Maroko abad ke-14, Ibn Battuta, yang menghabiskan lebih dari 30 tahun bepergian ke seluruh dunia Islam dan sekitarnya, mendokumentasikan pengalaman dan pengamatannya dalam bukunya “Rihla”.
Rihlah sebagai bagian penting dari pendidikan dan pertumbuhan pribadi mereka. Mereka percaya bahwa perjalanan dapat memperluas pemahaman mereka tentang dunia, memaparkan mereka pada ide dan perspektif baru, dan memberi mereka kesempatan untuk bertemu dengan cendekiawan dan pakar lain di bidangnya.
Selain untuk mencari ilmu, Rihlah juga sebagai sarana mendapatkan pencerahan spiritual. Banyak sarjana percaya bahwa perjalanan dapat membantu mereka terhubung dengan Tuhan, merenungkan kehidupan mereka sendiri, dan memperdalam pemahaman iman mereka. Rihlah bisa mengambil banyak bentuk, dari perjalanan pendidikan hingga ziarah spiritual. Beberapa cendekiawan akan melakukan perjalanan untuk mengunjungi sekolah atau universitas lain, sementara yang lain akan mengunjungi situs keagamaan penting atau terlibat dalam praktik spiritual seperti meditasi atau doa.
Majlid Ulama Indonesia ( MUI) Kota Binjai bahkan memprogram kegiatan Rihlah dengan berkunjung atau muhibah ke daerah tempat kelahiran ulama, berziaran kemakan ulama besar dan mempelajari berbagai disiplin ilmu agama, pendidikan perekonomian dan hokum guna memperoleh perpektif untuk reformasi organisasi dan manajemen untuk meningkatkan peran MUI kepada umat.
Muhibah ke Kab.Aceh Tengah- Takengon selain bersilaturahmi dengan pengurus Majlis Permusyawatan Ulama( MPU) Aceh Tengah yang merupakan daerah yang punya ulama kharismatik dan masalah hukum dan, terutama peran MPU ditengah keberadaan masyarakat dalam menunaikan etika dan hokum islam. Serta peran MPU yang sangat dihargai oleh peran forkompida di Kab. Aceh Tengah.
” MPU selalu diikutsertakan dalam pertemuan forkompida,bahkan disetiap mengambil kepeutusan di pemerintahan Kab.Aceh Tengah tetap mengikutkan MPU” ujar Ketua MPU Aceh Tengah Tgk.Drs, Amry Jalaluddin ketika menerima pengurus MUI Binjai di aula MPU komplek Majis Agung Takengon, Jumat( 15/9).
Kehadiran pengurus MUI di kota Takengon yang dikenal sebagai kota kopi sangat dihargai,bahkan pada sholat BKM masjid yang punya sejarah saat pemberontakan G30S PKI minta pengurus MUI menjadi imam dan khatib.Dan DR.H.Zaini Dahlan bertindak sebagai khatib dan imam sedangkan muazin juga diminta dari MUI Binjai dan dipercayakan kepada qori Rasyid. Begitu juga di Masjid Agung, Ketua MUI Binjai Prof.DR.HM Jamil,MA diminta memberikan kuliah subuh di Masjid Agung yang dihadiri pengurus MPU, Kapolres Aceh Tengah serta tokoh masyarakat di Kab. Aceh Tengah.
Selain sebagai muhibah , MUI Binjai sekaligus melaksanakan Mukerda 14-16 September 2023 di Takengon guna mengevalkuasi program dan menyusun program baru. Mukerja diikuti wakil ketua umum Drs. Ahmad Fauzi, Sekum H.Jafar Sidiq,Sag,MHI, Wakil Sekertaris Drs.H. Ahmad Badri, Ketua=ketua komisi Prof.Imam Jauhari yang juga dosen di Universitas Unsyiyah Banda Aceh, DR,Muslim Bahtiar yang pernah bertugas di Mahkamah syariah Banda Aceh. Ketua komisi hukum H.HM Yusuf,SH,M.Hum, Ketua Komisi Informasi dan media H.Riswan Rika, Ketua Komisi Sosial dan Bencana H.irhamuddin Siregar yang juga ketua DMI Prov. Sumatera Utara.
Ketua MUI Binjai Prof.DR.HM Jamil,MA saat membuka Mukerja MUI mengharapkan seluruh pengurus MUI Binjai meningkatkan peranh dan menunaikan program sesuai visi dan misi MUI. Prof.Dr.HM Jamil,MA menekankan beberapa point yang sangat penting terutama disektor informasi dan media yang saat ini peran media digital sangat berperan dan sangat berpengaruh. Walau MUI Binjai sudah memulai mempergukana media digital,namun diperlukan peningkatan yang lebih propesional dengan tenaga yang muda yang andal dibidang media digital. ( RR Izka Rawi)