Oleh : Fauzi Ramadhan
Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di Desa Pucangan, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, sempat memicu kehebohan publik setelah beredarnya isu dengan narasi yang provokatif mengenai penutupan mendadak oleh PT Perekonomian Pondok Pesantren Sunan Drajat (PPSD) sehari pasca peresmian oleh Presiden Prabowo Subianto.
Namun, gejolak tersebut kini berubah menjadi pembelajaran berharga yang justru semakin memperkuat terjalinnya komunikasi antar sektor sehingga hal tersebut dapat memastikan bahwa berjalannya koperasi tetap eksis dan beroperasi sebagaimana mestinya, bahkan menjadi jauh lebih lancar dari sebelumnya.
Menanggapi kasus yang menjadi bahan perbincangan itu, Kepala Desa Pucangan, Santiko, menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang sempat terjadi. Sebagai Ketua Pengawas Koperasi, ia mengaku memang merasa grogi pada saat berbicara secara langsung di hadapan Presiden Prabowo Subianto ketika peresmian Kopdes Merah Putih berlangsung sehingga hal tersebut menjadikan ucapannya tidak sesuai dengan harapan mitra.
Santiko kemudian menegaskan bahwa pernyataannya memang hanya bersifat spontan belaka tanpa sama sekali maksud untuk menyinggung pihak manapun. Ia menilai terkait bagaimana pentingnya komunikasi yang lebih terstruktur bisa terjalin agar ke depan tidak lagi menimbulkan salah paham yang dapat berujung pada misinterpretasi kebijakan seperti sebelumnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memandang bahwa persoalan yang terjadi hanyalah sebatas kesalahpahaman belaka antara Kepala Desa dengan mitra PPSD.
Menurutnya, situasi tersebut saat ini sudah selesai dengan terjalinnya komunikasi yang sangat baik antar berbagai pihak yang bersangkutan, sehingga koperasi dapat kembali dibuka tanpa adanya hambatan sedikitpun.
Zulkifli Hasan menegaskan bahwa penutupan koperasi sama sekali bukan disebabkan oleh kebijakan pemerintah atau keputusan sepihak apapun, melainkan memang murni akibat dari adanya miskomunikasi.
Ia menambahkan bahwa pemilik PT Pondok Pesantren Sunan Drajat adalah sahabatnya dan persoalan tersebut telah terselesaikan dengan damai. Kondisi tersebut menjadi bukti yang sangat nyata bahwa komunikasi antar lintas sektor yang solid memang mampu untuk menyelesaikan setiap persoalan, bahkan tanpa menimbulkan kerugian apapun bagi masyarakat sekitar.
Lebih lanjut, Direktur PT PPSD, Anas Al Khifni, menegaskan bahwa pihaknya bersama dengan seluruh mitra koperasi telah mengambil pelajaran yang sangat berharga dari adanya dinamika yang terjadi.
Menurutnya, kesalahpahaman tersebut menjadi bahan untuk melakukan refleksi penting agar ke depannya komunikasi antara seluruh pihak dapat terjalin lebih intensif dan strategis lagi. Ia berharap agar kejadian di Kopdes Merah Putih Tuban itu dapat menjadi contoh bagi koperasi lain di Indonesia dalam membangun kerja sama, kolaborasi, dan kesadaran kolektif untuk memajukan ekonomi kerakyatan.
Anas Al Khifni menilai bahwa keberadaan koperasi memiliki potensi besar dalam memberdayakan masyarakat desa, menciptakan lapangan kerja, hingga mendukung kesejahteraan kolektif yang berkeadilan.
Ia memandang bahwa koperasi tidak hanya berperan sebagai badan usaha semata, melainkan juga sebagai medium peningkatan kapasitas sosial dan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, ia menggarisbawahi pentingnya menjaga komunikasi dan keselarasan visi antar pihak agar koperasi dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.
Penutupan koperasi yang sempat menimbulkan kebingungan tersebut diharapkan menjadi momentum memperkuat kesadaran bersama untuk saling menghargai kontribusi setiap elemen yang terlibat.
Keberadaan Koperasi Merah Putih di Tuban sejatinya merupakan bagian dari program strategis nasional yang diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi berbasis desa.
Sebagai salah satu dari 80.000 koperasi desa yang diresmikan secara nasional, koperasi tersebut diharapkan mampu memangkas rantai pasok kebutuhan pokok sehingga harga-harga di tingkat konsumen desa menjadi lebih terjangkau.
Selain itu, koperasi juga berperan dalam menciptakan kemandirian logistik desa melalui pembangunan gudang penyimpanan, pengadaan armada transportasi, dan integrasi sistem informasi distribusi.
Kehadiran koperasi Merah Putih menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat desa dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kian kompleks. Program ini dinilai mampu mengatasi persoalan distribusi yang selama ini menempatkan petani dan pelaku UMKM dalam posisi tawar lemah akibat panjangnya rantai pasok. Dengan koperasi, produsen desa dapat terhubung langsung dengan konsumen akhir tanpa melalui banyak perantara yang mengambil margin terlalu besar.
Meskipun di awal perjalanan sempat terjadi dinamika, faktanya koperasi tersebut justru memperlihatkan kekuatan kolaborasi lintas sektor. Santiko, sebagai Kepala Desa Pucangan, menyadari bahwa perannya sangat penting dalam menjaga komunikasi dan memastikan seluruh kebijakan desa sejalan dengan visi pemerintah pusat dan mitra usaha.
Zulkifli Hasan menekankan bahwa komunikasi yang baik selalu menjadi kunci penyelesaian persoalan di lapangan. Sedangkan Anas Al Khifni menegaskan pentingnya pembangunan kesadaran kolektif di antara pelaku koperasi agar koperasi Merah Putih dapat menjadi pionir transformasi ekonomi desa yang lebih mandiri.
Ke depan, Koperasi Merah Putih Tuban diharapkan mampu terus menjaga eksistensinya melalui sinergi yang solid antara pemerintah desa, pemerintah pusat, mitra usaha, dan seluruh anggota koperasi.
Kolaborasi yang harmonis akan menciptakan ekosistem koperasi yang sehat, tangguh, dan berdaya saing tinggi. Dengan begitu, koperasi tidak hanya menjadi lembaga ekonomi desa, melainkan juga pilar kemandirian ekonomi nasional yang menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas utama pembangunan.
penulis adalah pegiat sosial ekonomi