Sinergi Danantara dan Dunia Usaha Dorong Lompatan Ekonomi Nasional di Tahun Pertama Pemerintahan

Oplus_131072

Jakarta-Intipnews.com:Sinergi antara Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan dunia usaha terus menunjukkan arah positif dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di tahun pertama pemerintahan baru. Melalui strategi investasi agresif, kolaborasi global, dan restrukturisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Danantara diyakini akan menjadi motor penggerak investasi dan pembangunan strategis Indonesia.

CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan optimisme bahwa kontribusi lembaga ini terhadap negara akan meningkat tajam dalam lima tahun mendatang. Ia memperkirakan dividen yang disetorkan Danantara dapat mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp165 triliun pada 2029. 

“Kalau melihat rencana lima tahun ke depan, dividen kami bisa mencapai antara US$7 miliar hingga US$10 miliar,” ujar Rosan.

Dengan proyeksi tersebut, kapasitas investasi Danantara diperkirakan mampu menembus US$40 miliar atau setara Rp664 triliun tanpa _leverage._ Bila dikombinasikan dengan skema pengembangan aset dan _leverage_ hingga lima kali, total potensi investasi Danantara bisa mencapai US$250 miliar (sekitar Rp4.150 triliun). 

“Itu semua dana ekuitas. Jika saya leverage lima kali, maka saya punya sekitar US$250 miliar untuk lima tahun ke depan,” ucapnya.

Rosan mengungkapkan, Danantara tidak bergerak sendirian. Sinergi dengan dunia usaha dan lembaga investasi global menjadi kunci utama. Saat ini, Danantara telah membentuk dana bersama dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) terkemuka, seperti Qatar Investment Authority (QIA) dan China Investment Corporation (CIC), serta sedang menjajaki kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi. 

“Langkah ini akan memberi kami kekuatan lebih besar untuk berinvestasi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Dukungan pemerintah terhadap transformasi Danantara pun sangat kuat. Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menilai Danantara akan menjadi penggerak utama investasi nasional sekaligus mitra strategis APBN dalam pembangunan infrastruktur bernilai tambah tinggi. 

“Danantara ini menjadi holding yang menyinergikan seluruh BUMN dan berkolaborasi kuat dengan APBN. Belanja modal BUMN di bawah Danantara akan melonjak signifikan,” kata Febrio.

Pemerintah memperkirakan belanja modal BUMN naik dari Rp380 triliun pada 2025 menjadi Rp720 triliun pada 2026, dengan kontribusi Danantara mencapai sekitar 9% terhadap Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). Sementara itu, capex dari APBN tetap kuat di kisaran Rp490 triliun hingga Rp530 triliun, difokuskan pada proyek konektivitas dasar seperti jalan, jembatan, dan infrastruktur daerah.

Sinergi Danantara, BUMN, dunia usaha, dan pemerintah menjadi bukti konkret bahwa lompatan ekonomi nasional bukan sekadar target, tetapi agenda nyata yang tengah dijalankan di tahun pertama pemerintahan. Melalui investasi bernilai tambah tinggi, Indonesia menapaki jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, efisien, dan berkelanjutan.Itp.r