Oleh: Nadira Citra Maheswari
Kebijakan fiskal adaptif menjadi salah satu pilar penting dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang semakin kompleks. Di saat berbagai negara mengalami tekanan akibat gejolak geopolitik, perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas, hingga transformasi teknologi yang berlangsung cepat, kemampuan pemerintah untuk menyesuaikan instrumen fiskal secara responsif dan terarah menjadi kunci mempertahankan momentum pertumbuhan. Kebijakan fiskal yang adaptif memungkinkan pemerintah tetap fokus pada pemulihan ekonomi jangka pendek, sekaligus memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang melalui penguatan sektor strategis dan peningkatan daya saing nasional.
Upaya adaptasi kebijakan fiskal tercermin dari langkah pemerintah menjaga keseimbangan antara akselerasi pembangunan dan kehati-hatian fiskal. Kebijakan belanja yang diarahkan untuk memperkuat produktivitas menjadi prioritas utama, sementara pengelolaan defisit dilakukan secara terukur agar tetap berada dalam koridor keberlanjutan fiskal. Pemanfaatan ruang fiskal yang tersedia diarahkan untuk mendorong stabilitas makroekonomi, mengendalikan inflasi, membuka lapangan kerja, serta memberikan perlindungan bagi kelompok rentan.
Salah satu aspek kunci dalam kebijakan fiskal adaptif adalah kemampuan pemerintah mengidentifikasi risiko global dan domestik secara dini. Ketika terjadi lonjakan harga pangan dan energi, misalnya, pemerintah melakukan penyesuaian alokasi anggaran untuk memperkuat ketahanan pangan, stabilisasi harga, dan jaring pengaman sosial. Langkah tersebut tidak hanya membantu meredam tekanan terhadap daya beli masyarakat, tetapi juga menjaga stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia kembali menunjukkan ketahanan serta daya saing yang kuat di tengah ketidakpastian global. Ia merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,04% (yoy) pada Triwulan III 2025, yang dinilai tetap berada pada jalur menuju target pertumbuhan tahunan 5,2%.
Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan tersebut mencerminkan kuatnya fundamental ekonomi nasional, didorong oleh konsumsi rumah tangga yang stabil, peningkatan investasi, serta koordinasi yang baik antara kebijakan fiskal dan moneter. Pemerintah, menurutnya, akan terus menjaga momentum tersebut melalui dukungan pada sektor-sektor produktif dan hilirisasi industri, percepatan realisasi belanja negara, serta penguatan program perlindungan sosial.
Kebijakan fiskal adaptif juga tercermin dari inovasi dalam pembiayaan pembangunan. Pemerintah tidak hanya mengandalkan sumber pembiayaan konvensional, tetapi memanfaatkan instrumen pembiayaan kreatif, termasuk kemitraan pemerintah dan badan usaha, pembiayaan hijau, serta instrumen pasar keuangan yang berkelanjutan. Melalui diversifikasi pembiayaan, pemerintah dapat memperluas ruang fiskal tanpa mengorbankan stabilitas fiskal jangka panjang. Pendekatan ini penting karena kebutuhan pembiayaan pembangunan terus meningkat, terutama dalam bidang infrastruktur, energi terbarukan, digitalisasi layanan publik, serta penguatan sektor kesehatan dan pendidikan.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memprakirakan pertumbuhan ekonomi nasional akan meningkat pada triwulan IV 2025, salah satunya didukung oleh stimulus fiskal melalui implementasi proyek prioritas dan paket kebijakan ekonomi pemerintah 2025. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh bauran kebijakan Bank Indonesia yang mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas.
Selain itu, transformasi digital dalam pengelolaan fiskal turut memperkuat efektivitas kebijakan. Digitalisasi sistem perpajakan, peningkatan tata kelola belanja negara, serta integrasi data lintas sektor memungkinkan proses pengumpulan penerimaan negara menjadi lebih efisien dan transparan. Pemerintah dapat mengidentifikasi potensi penerimaan baru, memperluas basis pajak, serta mengurangi praktik penghindaran pajak. Di sisi belanja, digitalisasi membuat pemantauan lebih akurat dan memastikan setiap rupiah anggaran memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
Ekonom Global, Shan Saeed mengungkapkan pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada di kisaran 5,0%–5,8%, menempatkan Indonesia sebagai salah satu ekonomi dengan kinerja terbaik di Asia. Hal itu ditopang doktrin stabilitas makroekonomi Presiden Prabowo Subianto, yakni kombinasi disiplin antara kehati-hatian fiskal, kendali inflasi, dan ekspansi industri jangka panjang
Ke depan, kebijakan fiskal adaptif akan semakin penting dalam memastikan Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi sekaligus meningkatkan pertumbuhan. Dinamika global yang terus berubah membutuhkan respons yang cepat, tepat, dan terukur. Oleh karena itu, penguatan tata kelola fiskal, peningkatan kualitas belanja, perluasan basis penerimaan, serta inovasi pembiayaan harus terus dilakukan secara berkesinambungan. Pemerintah perlu memastikan bahwa setiap instrumen fiskal tidak hanya responsif terhadap situasi saat ini, tetapi juga mendukung agenda pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan dan inklusif.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa kinerja ekonomi pada kuartal III mencerminkan efektivitas pengelolaan APBN yang berjalan seiring dengan kebijakan moneter dan sektor keuangan. Ia menekankan bahwa melalui koordinasi tersebut, APBN mampu menjaga stabilitas dan mendorong kesinambungan pertumbuhan. Ia menjelaskan bahwa APBN berfungsi mempertahankan daya beli masyarakat serta mendorong daya saing dunia usaha, termasuk di tingkat global.
Pada akhirnya, kebijakan fiskal adaptif menjadi fondasi yang memperkuat struktur ekonomi nasional. Dengan respons yang tepat terhadap tantangan dan peluang, pemerintah dapat menjaga momentum pemulihan, meningkatkan pertumbuhan, dan menciptakan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat. Kemampuan untuk menavigasi perubahan global melalui kebijakan fiskal yang adaptif akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk melangkah lebih percaya diri menuju masa depan ekonomi yang kuat, resilien, dan berdaya saing tinggi.
Penulis adalah Content Writer di Galaswara Digital Bureau






