Aplikasi Spod Baca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Labuhanbatu Diduga Berisi Ebook Curian Milik Tereliye, Habiskan Anggaran Rp 816 Juta 

Oplus_131072

Labuhanbatu-Intipnews.com: Aplikasi spod baca milik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu, diduga berisi buku elektronik (ebook) curian milik penulis buku ternama Tere Liye. Aplikasi spod baca tersebut beserta perangkatnya, total menghabiskan anggaran Rp 816 juta yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) Bidang Pendidikan Sub Bidang Perpustakaan tahun 2024 senilai Rp816.660.000.

Surat terbuka penulis Tere Liye yang diunggah di akun instagram tereliyewriter 26 Oktober 2024 itu, menampilkan layar Spod Baca milik Dinas Perpustakaan dan Arsip Labuhanbatu  dan dibuka dengan kalimat yang menegaskan tujuan surat yang diposting dengan (foto). 

“ Yth. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupate. Labuhanbatu” tulisnya. 

Menurut Tere Liye, beberapa minggu sebelumnya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu baru saja meresmikan proyek spod baca. 

“Maka, ketahuilah baik2, aplikasi SPODBACA kalian ini memposting ebook Tere Liye tanpa izin. Alias ilegal. Alias maling. Segera hapus ebook ini,”tuding tereliyewriter. 

Tere Liye mengingatkan agar pemerintah daerah agar lebih selektif untuk menjalin kerjasama dengan PT/CV dalam pembuatan spod baca, dengan memastikan apakah si penyedia memiliki izin untuk membagikan buku elektronik. 

“Dan buat kalian pemda2, jika ada PT/CV yg ngajak kalian bikin perpus digital, spod baca, seolah peduli sekali dengan literasi, mbok ya kalian itu cek, apakah mereka punya izin tidak membagikan ebook2 ini? Yang punya aplikasi SPODBACA, kamu kapan izin ke Tere Liye posting ebook bukunya, heh?,”tulis tereliyewriter.

Tega sekali, duit APBN/APBD dipakai buat beli ebook ilegal pula. Sementara penulis dipaksa bayar pajak royalti, PPN (ebook di google play books), dan pajak2 lainnya,”tulisnya mengakhiri surat elektronik itu. 

Sementara itu, Kabid Pembinaan SDM, Kelembagaan, dan Teknologi Informasi Perpustakaan Labuhanbatu, Faoma Dachi, yang juga Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) ketika dikonfirmasi perihal tersebut pada Selasa (21/1) kemarin, tidak membantah isi surat tereliyewriter itu. 

Menurut Faoma, untuk menjelaskan perihal itu sebaiknya ketemu langsung. Dia pun menjanjikan akan menghubungi kembali wartawan untuk menjelaskannya. 

“Maaf.  Utk menjelaskan ini. Enak ya ketemu. Nanti ibu kabari ya, karena ibu hari ini ke Bilah Hilir. Besok rencana ibu ke Ajamu, kalau jadi. Kalau gak jadi nanti ibu kontak ulang ya ndi ,”balasnya pesan tertulis di WhatsApp.

Namun,  ketika dihubungi kembali pada Kamis (23/1), Faoma Dachi belum memberikan jawaban. (Itp AAT).