Oleh : Ratih Safira Utami
Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada 27 November 2024 mendatang, masyarakat di seluruh Indonesia, khususnya di beberapa wilayah strategis, diimbau untuk bersatu padu menjaga situasi yang kondusif. Dalam masa penuh tantangan ini, kita diingatkan untuk tidak mudah termakan oleh hoaks dan tidak ikut menyebarkannya.
Pentingnya menjaga ketenangan dan stabilitas sosial ini disuarakan oleh berbagai pihak, mulai dari pejabat pemerintah hingga aparat keamanan dan tokoh agama. Mereka semua mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kedamaian dan ketertiban, guna memastikan proses demokrasi berjalan lancar dan aman.
Di Tomohon, Sulawesi Utara, Wali Kota Caroll JA Senduk mengingatkan warga, terutama komunitas gereja, untuk tidak terjebak dalam penyebaran informasi palsu yang kerap muncul menjelang Pilkada. Caroll menekankan bahwa tahun politik ini sering kali dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan hoaks yang bisa merusak reputasi pemerintah maupun individu.
Ia mengajak warga untuk hanya menyebarkan informasi yang positif dan konstruktif, serta mengingatkan bahwa pemerintah terbuka terhadap kritik selama bersifat membangun. Menurutnya, kritik yang konstruktif adalah bagian penting dari proses memperbaiki kota, dan bukan alat untuk menjatuhkan.
Lebih lanjut, Caroll menyatakan bahwa menjaga situasi yang kondusif adalah tugas bersama, bukan hanya tugas pemerintah daerah tetapi juga seluruh elemen masyarakat, termasuk warga gereja. Dengan menahan diri dari menyebarkan hoaks, masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga ketenangan di tengah-tengah tahapan Pilkada yang sedang berlangsung.
Sejauh ini, satu pasangan calon independen, Wenny Lumentut dan Michael Mait, sudah mendaftar untuk pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon.
Selain di Tomohon, upaya serupa juga dilakukan di Kabupaten Belitung, di mana Sat Binmas Polres Belitung, yang dipimpin oleh Aiptu Doan Butar Butar, melaksanakan kegiatan Begalor Kamtibmas Presisi atau Bincang Kamtibmas.
Dalam kegiatan ini, mereka mengunjungi tokoh-tokoh agama setempat untuk menyampaikan pesan-pesan keamanan dan ketertiban. Aiptu Doan menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah menciptakan situasi yang aman dan kondusif menjelang Pilkada di Kabupaten Belitung.
Aiptu Doan menambahkan bahwa kegiatan silaturahmi ini akan terus dilakukan untuk mempererat hubungan antara polisi dan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama. Dengan demikian, diharapkan sinergitas yang terbentuk dapat membantu menciptakan lingkungan yang damai dan aman.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Belitung, Harmizi, menyampaikan apresiasinya atas upaya Polres Belitung dan menegaskan dukungan dari tokoh agama dalam menjaga Kamtibmas. Harmizi juga berkomitmen untuk terus memberikan nasihat kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga ketertiban menjelang Pilkada.
Tidak kalah pentingnya, di Lampung Tengah, Kapolres AKBP Andik Purnomo Sigit juga mengedepankan pentingnya sinergitas antara masyarakat dan aparat keamanan untuk menjaga situasi tetap kondusif menjelang Pilkada. Dalam program cooling system yang digelar di Aula Atmani Wedhana Mapolres, Andik mengajak semua pihak untuk menjaga silaturahmi dan kerukunan di tengah-tengah keberagaman masyarakat Lampung Tengah.
Ia menegaskan bahwa menjaga keamanan dan ketertiban adalah tanggung jawab bersama, dan Polres Lampung Tengah siap bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat untuk memastikan Pilkada serentak berjalan dengan aman dan damai.
Kapolres juga mengingatkan masyarakat agar perbedaan pilihan politik tidak menjadi sumber perpecahan. Ia mengajak masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kerukunan antarwarga, serta menghindari tindakan yang bisa memicu konflik.
Selain itu, ia meminta seluruh Kapolsek di jajaran Polres Lampung Tengah untuk meningkatkan kegiatan preventif di titik-titik rawan, guna mencegah kejahatan konvensional maupun gangguan Kamtibmas lainnya.
Dengan langkah-langkah proaktif yang diambil oleh berbagai pihak ini, diharapkan situasi menjelang Pilkada 2024 dapat tetap terkendali dan aman. Masyarakat diimbau untuk terus waspada terhadap berita palsu dan lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar. Kesadaran kolektif ini sangat penting agar proses demokrasi dapat berjalan lancar tanpa gangguan yang berarti.
Pada akhirnya, menjaga situasi kondusif menjelang Pilkada bukanlah tugas satu atau dua pihak saja, melainkan tanggung jawab kita semua sebagai bagian dari masyarakat yang peduli akan keberlangsungan demokrasi yang sehat.
Dengan mengedepankan gotong royong dan kerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan damai, sehingga Pilkada 2024 dapat berlangsung dengan sukses, mencerminkan semangat kebersamaan dan demokrasi yang kita junjung tinggi.
Mari kita bersama-sama memastikan bahwa masa depan daerah kita ditentukan melalui proses yang jujur, aman, dan adil, serta menjauhkan diri dari segala bentuk provokasi dan informasi palsu yang dapat merusak harmoni di tengah masyarakat.
Hanya dengan kerja sama dan kepedulian kita semua, harapan akan Pilkada yang damai dan lancar bisa menjadi kenyataan. Gotong royong menjaga situasi kondusif bukan hanya sekadar slogan, tetapi wujud nyata tanggung jawab kita sebagai warga negara yang baik.
Penulis adalah kontributor Persada Institute