Oleh: Ester Wambrau
Komandan Rayon Militer (Danramil) Paniai gugur sebagai pahlawan bangsa karena rela mengorbankan nyawanya demi melindungi segenap masyarakat Bumi Cenderawasih dari teror Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua.
Tentunya melindungi seluruh masyarakat di Indonesia tanpa terkecuali, termasuk masyarakat orang asli Papua (OAP) merupakan kewajiban yang dimiliki oleh aparat keamanan. Maka dari itu, semua jajaran aparat keamanan sama sekali tidak ragu dan tidak takut meski mereka harus berjibaku mempertaruhkan keselamatan dan nyawanya sendiri serta gugur sebagai pahlawan bangsa.
Gugurnya Danramil Paniai di tangan KST Papua tersebut merupakan sebuah tindakan yang sangat mencerminkan bagaimana sosoknya sebagai pahlawan negeri untuk terus memastikan seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih tetap hidup dengan aman dari ancaman semua pihak.
Danramil 1703-04 Aradide, Paniai, Letnan Dua Infanteri (Letda Inf) Oktovianis Sogalrey gugur tertembak gerombolan separatis yang tergabung di dalam Komando Daerah Pertahanan XIII Kegepa Nipouda Paniai di bawah pimpinan Komandan Operasi Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN OPM), mayor Osea Satu Boma berama dengan pasukannya. Pahlawan bangsa tersebut gugur ditembak oleh KST Papua di Jalan Trans Papua Paniai-Intan Jaya.
Kala itu, Danramil sedang melintas menggunakan motornya, kemudian langsung dicegat oleh sebanyak tiga orang pasukan Kelompok Separatis dan Teroris tersebut. Tidak hanya mencegat, namun mereka juga telah bersiap dengan menggunakan senjata laras panjang.
Gerombolan separatis itu dengan sengaja menunggu Letda Ind Oktovianis untuk melintas dan langsung melontarkan tembakan hingga korban terjatuh. Namun kekejaman dan kesadisan mereka tidak berhenti di situ saja, melainkan setelah korban terjatuh terkena tembakan, KST Papua kemudian langsung mendekat dan melakukan penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam.
Sehingga Danramil Paniai tidak hanya menjadi korban tembak saja, namun dirinya juga dibacok beberapa kali oleh gerombolan yang bertentangan dengan ideologi bangsa tersebut, kemudian setelahnya ketiga pelaku itu langsung kabur melarikan diri.
Wilayah di Papua selama ini terus saja menjadi wilayah penuh konflik lantaran keterlibatan KST Papua yang terus saja menggencarkan aksi biadab mereka. Namun, meski di tengah rangkaian aksi kejam gerombolan teroris tersebut, aparat keamanan terus berupaya keras melindungi segenap elemen masyarakat dari ancaman mereka.
Bahkan, tidak hanya sekedar melindungi keamanan warga Bumi Cenderawasih saja, namun aparat keamanan juga terus berupaya untuk menghadapi seluruh tantangan sangat kompleks yang melibatkan berbagai macam aspek seperti politik, sosial dan ekonomi di provinsi paling Timur Tanah Air itu.
Terjadinya konflik berkepanjangan di Tanah Papua memiliki akar sejarah yang kompleks pula, yang mana di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari peranan KST Papua yang terus mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) dengan berbagai macam taktik kekerasan mereka demi mencapai tujuan politiknya sendiri.
Hal tersebut jelas menjadi ancaman yang sangat serius bagi keamanan warga sipil, juga menjadi ancaman yang nyata bagi aparat keamanan sendiri. Pasalnya, gerombolan separatis itu sama sekali tidak segan untuk melukai dan bahkan menghabisi nyawa aparat keamanan, sebagaimana yang terjadi pada kasus pembantaian pada Danramil Paniai.
Banyak sekali kesadisan dan kebiadaban yang digencarkan oleh KST Papua, mulai dari adanya serangan pada infrastruktur publik, kemudian adanya penculikan hingga bentrokan bersentara yang merupakan kejadian sangat disayangkan terjadi di Bumi Cenderawasih karena hal tersebut seharusnya tidak terjadi di sana.
Seharusnya, Tanah Papua merupakan tanah yang sangat aman dan nyaman serta damai untuk dihidupi oleh seluruh masyarakat. Dengan kekayaan alam yang sangat banyak itu, seharusnya Bumi Cenderawasih bagaimana surga kecil dari Indonesia.
Rangkaian seluruh aksi kekejaman Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua tersebut jelas sama sekali tidak bisa ditoleransi lagi, sehingga sudah menjadi tindakan yang sangat tepat jika aparat keamanan mampu mengambil tindakan hukum yang sangat tegas pada mereka.
Jangan sampai kejadian penembakan hingga pembantaian pada aparat keamanan, yakni pada Letda Inf Oktovianis tersebut terulang kembali dengan serangan gerombolan teroris itu dan semakin menambah banyak jumlah korban apabila mereka tidak segera ditindak hukum tegas.
Saatnya aparat keamanan pasukan gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara Republik Indonesia (BIN) mampu segera memberantas KST Papua dengan tegas dari Bumi Cenderawasih.
Ketegasan dari aparat keamanan merupakan hal yang penting untuk memberantas mereka yang selama ini terus melakukan gangguan keamanan di wilayah Papua, yang mana juga sangat mencederau kehidupan masyarakat orang asli Papua (OAP) di tanahnya sendiri.
Tindakan Komandan Rayon Militer (Danramil) 1703-04 Aradide, Paniai, Letnan Dua Infanteri (Letda Inf) Oktovianis Sogalrey yang melindungi segenap tumpah darah Indonesia yakni masyarakat di Papua dari ancaman KST merupakan sebuah tindakan yang sangat mencerminkan jiwa patriotisme tinggi. Dirinya telah gugur sebagai sosok pahlawan bangsa.
Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta