Oleh: Miftahul Jannah
Pendidikan merupakan fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia, upaya untuk membangun sistem pendidikan yang unggul dan merata telah menjadi prioritas utama. Terlebih lagi dalam era yang penuh tantangan ini, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang unggul menjadi sangat mendesak. Melalui pendekatan yang berfokus pada inovasi, presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, berkomitmen untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Salah satu kebijakan utama yang diusung oleh Prabowo-Gibran adalah pembangunan infrastruktur pendidikan yang memadai. Komitmen untuk membangun ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan yang layak di seluruh Indonesia menjadi salah satu fokus utama. Selain itu, upaya untuk memperbaiki sekolah-sekolah yang saat ini berada dalam kondisi kurang layak juga menjadi perhatian serius dalam program ini.
Dalam melanjutkan program-program yang telah dijalankan oleh Presiden Joko Widodo, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Indonesia Pintar (PIP), Prabowo-Gibran bertujuan memberikan bantuan pendidikan kepada jutaan siswa dan mahasiswa di seluruh negeri. Tunjangan profesi bagi guru non-PNS juga akan diberikan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas pengajaran, sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang lebih baik.
Selain itu, salah satu program inovatif yang diusung oleh Prabowo-Gibran adalah Program Makan Bergizi Gratis. Inisiatif ini bertujuan memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, balita, dan ibu hamil di seluruh Indonesia. Program ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kemiskinan, gizi buruk, dan stunting atau tengkes yang masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
Program makan bergizi gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI), Salamudin Daeng. Ia menilai bahwa program ini mencakup tiga aspek penting, yaitu kemanusiaan, kepedulian terhadap rakyat kecil, dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mempersiapkan Indonesia menghadapi bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
Salamudin menjelaskan bahwa inisiatif tersebut tidak hanya memberikan makanan gratis, tetapi juga bertujuan meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya asupan gizi yang optimal, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak sekolah. Hal ini dianggap sebagai langkah strategis dalam merespons dampak ekonomi pasca-pandemi Covid-19 yang telah meningkatkan angka malnutrisi secara global. Krisis tersebut telah mengakibatkan banyak keluarga kehilangan pendapatan, sehingga sulit untuk membeli makanan bergizi, yang pada akhirnya memperbesar risiko terjadinya malnutrisi dan stunting pada anak-anak.
Selain itu, Salamudin menekankan bahwa isu gizi buruk merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap program ini bisa menjadi solusi untuk menahan laju peningkatan kekurangan gizi, baik pada anak sekolah maupun ibu hamil. Ia juga menambahkan bahwa program ini bukan hanya tentang memberikan makanan siap saji, tetapi juga menyediakan bahan pangan bernutrisi seperti ayam dan telur, yang sangat melimpah di Indonesia.
Selain itu, program makan bergizi gratis juga memiliki dampak ekonomi positif karena dapat mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah, terutama di daerah pedesaan. Usaha lokal, seperti pertanian sayur-mayur dan buah-buahan, diharapkan akan berkembang karena kebutuhan bahan pangan untuk anak sekolah dan ibu hamil. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan kualitas SDM tetapi juga memperkuat perekonomian nasional.
Prabowo sebelumnya juga menjelaskan bahwa program makan bergizi gratis ini akan menjangkau lebih dari 80 juta orang, termasuk anak-anak dari berbagai jenjang pendidikan serta ibu hamil. Program ini diharapkan bisa membangun kesadaran akan pentingnya nutrisi yang cukup bagi generasi penerus bangsa.
Anggota Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Melli Darsa, menyatakan bahwa program makan bergizi gratis telah diuji coba pada sekitar 250 anak-anak di SD Negeri 2 Gunung Batu, di mana mereka mendapatkan makanan bergizi yang dipersiapkan dengan cermat. Menu makanan yang disajikan terdiri dari susu, pisang, dan roti daging.
Sementara itu, Pakar kesehatan, dr. Stephanie Wirdjowartani, menambahkan bahwa menu makanan bergizi ini dirancang secara cermat untuk memenuhi asupan gizi yang seimbang bagi anak-anak. Makanan yang disajikan mengandung karbohidrat, protein, dan serat yang sejalan dengan kebutuhan gizi harian. Kandungan gula dalam makanan tersebut juga diperhatikan dengan seksama sesuai anjuran dari Kementerian Kesehatan RI.
Inisiatif ini mendapat dukungan dari pihak-pihak lainnya yang melihatnya sebagai langkah konkret dalam menciptakan generasi Indonesia yang sehat dan kuat untuk masa depan. Dengan terlibatnya UMKM dalam penyediaan bahan makanan, diharapkan program ini akan berkelanjutan dan memberikan dampak yang signifikan tidak hanya pada peningkatan gizi, tetapi juga pada kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Secara keseluruhan, kebijakan inovatif Prabowo-Gibran untuk pendidikan Indonesia mencerminkan tekad untuk menciptakan SDM unggul yang siap bersaing di era global. Melalui penguatan kurikulum, peningkatan akses dan kualitas pendidikan, serta keterlibatan masyarakat, masa depan pendidikan di Indonesia diharapkan akan semakin cerah dan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.
Ahli Gizi Anak dan Ibu Hamil