Optimalisasi Program KUR di Sektor Produktif Efektif Buka Lapangan Kerja Baru

Oplus_0

Jakarta-Intipnews.com:Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang selama ini menjadi andalan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kini menunjukkan arah yang lebih progresif. Optimalisasi penyaluran KUR ke sektor-sektor produktif, seperti pertanian, perkebunan, dan industri pangan olahan, terbukti membawa dampak signifikan, khususnya dalam membuka lapangan kerja baru dan memperkuat ketahanan ekonomi daerah.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM, Riza Adha Damanik, mengungkapkan bahwa hampir 60% dari total KUR yang telah disalurkan hingga Juni 2025 diberikan kepada sektor produktif. 

“Hingga Juni 2025, KUR ke sektor produktif mencapai Rp 79,6 triliun atau sekitar 59,97% dari capaian penyaluran KUR,” ujarnya.

Menurut Riza, transformasi penyaluran KUR ini mencerminkan peningkatan strategis dari sektor perdagangan ke sektor produktif, yang lebih mampu menciptakan lapangan kerja dan memberikan dampak ekonomi berkelanjutan.

“Dengan demikian, pertumbuhan perekonomian pada semester kedua tahun ini akan lebih baik karena pelaku UMKM telah meningkatkan kreditnya pada Januari–Juni 2025,” tambah Riza.

Dari sisi stabilitas keuangan, Menteri Koperasi dan UKM, Maman Abdurrahman, menyatakan keyakinannya bahwa rasio kredit bermasalah _(Non-Performing Loan/NPL)_ dari program KUR dapat tetap dijaga pada tingkat yang aman. Posisinya masih jauh dari ambang batas yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu 5%.

“Rasio NPL sejauh ini masih berada pada kisaran 4%, dan kami optimistis dapat menjaga tetap di bawah 5% hingga akhir tahun, apalagi dengan proyeksi membaiknya ekonomi nasional pada paruh kedua 2025,” kata Maman. 

Di sisi lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, sebagai salah satu penyalur utama KUR, juga menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung program ini. Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan bahwa hingga akhir Mei 2025, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp 69,8 triliun dari target tahun ini yang mencapai Rp 175 triliun.

“Pembiayaan melalui KUR merupakan bentuk nyata komitmen BRI mendukung pemerataan ekonomi dan keberlanjutan usaha mikro,” jelasnya.

Menurut Hendy, dukungan pembiayaan ini tidak hanya mendorong skala usaha pelaku UMKM, tetapi juga memperkuat struktur ekonomi di tingkat daerah.

“Kami berharap akses pembiayaan dan pendampingan yang diberikan BRI mampu menciptakan efek ganda, mulai dari peningkatan omzet UMKM, pembukaan lapangan kerja baru, hingga terciptanya kesejahteraan yang lebih merata,” tutupnya.

Langkah strategis dalam mengarahkan KUR ke sektor produktif ini menjadi bukti nyata sinergi antara pemerintah dan lembaga keuangan untuk menjadikan UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional. Seiring meningkatnya akses pembiayaan yang tepat sasaran, Indonesia semakin optimistis dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan.Itp.r