Jakarta-Intipnews.com:Pemerintah menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai kebijakan jangka panjang yang dirancang untuk memperkuat kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi sejak usia dini. Penegasan ini menempatkan program MBG bukan sekadar intervensi sementara, melainkan bagian dari strategi pembangunan manusia yang berkelanjutan dalam meningkatkan kesehatan, kecerdasan, serta produktivitas generasi mendatang.
Program MBG hadir sebagai respon atas persoalan malnutrisi dan ketimpangan akses pangan yang masih terjadi di sejumlah daerah. Selama bertahun-tahun, isu stunting, kurang gizi, dan defisit asupan harian menjadi hambatan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, sehingga negara membutuhkan terobosan yang terukur dan terencana.
“Makan Bergizi Gratis pada dasarnya adalah penyediaan makanan bergizi tanpa biaya. Program ini lahir dari pengalaman saya selama bertahun-tahun berkampanye,” ujar Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri Forbes Global CEO Conference 2025 beberapa waktu lalu.
Hingga pertengahan Oktober 2025, pemerintah telah membangun 11.900 dapur MBG yang setiap hari melayani 35,4 juta anak dan ibu hamil, atau sekitar 35 persen dari target nasional. Presiden menegaskan bahwa meskipun masih terdapat tantangan di lapangan, pengawasan dan standar operasional terus diperkuat untuk menjamin kualitas dan keamanan pangan.
Lebih lanjut, Presiden menekankan bahwa MBG tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi daerah. Ribuan petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil kini mendapat pasar tetap untuk hasil mereka, sehingga roda ekonomi berputar hingga ke tingkat desa.
Tenaga Ahli Badan Gizi Nasional (BGN), Ade Tias Maulana, menjelaskan BGN memastikan pelaksanaan MBG berjalan efektif dan akuntabel. Arsitektur digital dibangun untuk mengontrol penggunaan anggaran agar sesuai dengan tujuan program.
“Kami membangun arsitektur digital untuk mengontrol penggunaan anggaran agar sesuai dengan tujuan. MBG juga memiliki standar pelaksanaan yang ketat, mulai dari kecukupan kalori hingga keamanan pangan,” jelas Ade Tias Maulana.
Dalam jangka panjang, program MBG ditujukan untuk menjadi motor penggerak transformasi sosial. Negara dengan sumber daya manusia tangguh akan lebih cepat mencapai kemajuan dan kemandirian ekonomi. Saat anak-anak tumbuh dalam kondisi gizi yang baik, kemampuan kognitif meningkat dan potensi akademik berkembang lebih optimal. Tingkat produktivitas di masa depan ikut terdongkrak sehingga kualitas angkatan kerja nasional semakin kompetitif. Dengan demikian, MBG bukan hanya kebijakan masa kini, melainkan investasi strategis bagi masa depan bangsa.Itp.r





