Medan-Intipnews.com: Harga cabai merah yang mengalami kenaikan di hari senin atau satu hari sebelum ramadhan, sempat berbalik turun sekitar 10 ribu per Kg saat ramadhan hari pertama Selasa (12/3/2024). Harga cabai merah bergerak sangat volatile sejak awal pekan ini, dimana sempat menyentuh 85 ribu per Kg di hari senin, berbalik turun menjadi 75 ribu di hari selasa, dan kembali naik menjadi 90 ribu per Kg saat ini. Jika menghitung rantai pasok selanjutnya (kedai sampah) maka harga cabai merah akan tembus 100 ribu per Kg nya.
Hal itu dikatakan Ketua Pemantau Pangan Sumatera Utara Gunawan Benjamin melalui pers rilis,Rabu (13/3/2024).
Selain harga cabai merah, harga cabai rawit juga terpantau mengalami kenaikan hingga 100%. Cabai rawit yang sempat berada dikisaran 40 hingga 45 ribu per Kg, saat ini juga ditransaksikan dikisaran harga 90 ribu per Kg nya. Jika menelisik pemicu kenaikan harga cabai, pasokan dari wilayah produsen takengon seperti pak pak barat, karo dan sekitarnya serta batubara belum mampu mengimbangi demand atau permintaan yang cukup tinggi.
Namun saya masih optimis bahwa harga cabai masih berpeluang untuk turun dalam waktu dekat. Disisi lainnya, harga telur ayam juga terpantau mengalami kenaikan di sejumlah pasar. Meskipun belum terjadi secara serentak, namun sejak akhir pekan kemarin sejumlah pedagang di wilayah deli serdang menaikkan harga jual 1 butir telur dalam rentang 150 hingga 200 per butirnya.
Harga bawang merah dan bawang putih juga terpantau mengalami kenaikan. Meskipun belum serentak, terjadi kenaikan di sejumlah pedagang sekitar 400 hingga 6000 rupiah per Kg nya. Harga bawang merdah dan bawang putih untuk wilayah kota medan dan sekitarnya ditransaksikan dikisaran level 35 hingga 40 ribu per Kg nya.
Pemerintah perlu mewaspadai kenaikan dari satu komoditas, yang berpeluang memicu kenaikan harga komoditas pangan lainnya. Seperti kenaikan harga daging ayam yang berpotensi memicu kenaikan harga pangan subtitusi seperti telur ayam, tahu/tempe dan ikan segar. Harga telur ayam yang naik belakangan ini, saya menilai salah satu pemicunya adalah kenaikan harga daging ayam.
Jadi diluar faktor penurunan produksi, kenaikan biaya agro input atau input produksi, kenaikan biaya distribusi, hingga tingginya permintaan atau demand. Maka ada kenaikan harga yang diakibatkan kenaikan harga komoditas subtitusinya. Muaranya adalah kenaikan demand atau permintaan komoditas itu sendiri seperti yang terjadi pada kenaikan harga telur, setelah harga daging ayam mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebelumnya.Itp05/r