Teken Kontrak dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Rp 712 Juta, PT MIM Mengaku Beli Ebook dari Distributor 

Labuhanbatu-Intipnews com:PT Maxima Indietech Media (MIM) menandatangani kontrak pengadaan e-katalog senilai Rp 712 juta dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Labuhanbatu,untuk pengadaan spod baca beserta pendukungnya seperti ebook, video, website dan totem sign.

“Kalau gak salah saya, ini kalau gak salah ya, kontraknya tujuh ratus dua belas juta. Kalau gak salah. Itu kan untuk kegiatan ada pembuatan video, ada pembuatan totem sign, ada ebook, Jadi akumulatif kontrak itu” kata Humas PT MIM, Wana Choi, melalui sambungan telepon dengan intipnews.com, Jum,at (7/2/25) siang. 

Menurut Wana,pihaknya memang pernah berkomentar di media sosial facebook untuk mengklarifikasi surat terbuka penulis buku Tere Liye yang dibagikan oleh Muhammad Riduan di akun facebook pribadinya. Komentar itu disampaikan sebagai bentuk sikap kooperatif PT MIM mengkonfrontir persoalan yang ada. 

Wana menuding Muhammad Riduan mempolitisir persoalan ebook Tere Liye di aplikasi spod baca yang baru di launching oleh Pelaksana tugas (Plt) Bupati Labuhanbatu Hj. Ellya Rosa Siregar S.Pd, MM. Penyebabnya Muhammad Riduan tidak berada di kubu Ellya Rosa Siregar, yang mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Bupati di Pilkada Labuhanbatu tahun 2024. 

“ Jadi ada namanya Muhammad Riduan Mungkin tau lah bapak disitu, Muhammad Riduan sebelah Maya. Jadi ya sementara disitu ada Plt yang baru launching kemarin”tudingnya.

Mengenai janji untuk melampirkan izin publikasi ebook Tere Liye, Wana mengatakan itu  merupakan urusan penerbit ebook dengan penulis,  dan bukan urusan PT MIM. Sebab PT MIM hanya sebagai penyedia e-katalog. 

“Jadi untuk mengenai izin-izin ,PT MIM itukan penyedia untuk e-katalog. Jadi apa kebutuhan segala macam itu sudah tinggal diberikan sama si penerbit” ujarnya. 

Lagian, kata dia, ebook Tere Liye  hanya sebagai prototype untuk menggaungkan aplikasi spod baca di tengah masyarakat Kabupaten Labuhanbatu dan tidak diposting dalam  aplikasi spod baca. 

“Artinya yang untuk buku Tere Liye itu tidak ada di aplikasi spod baca.  Hanya prototype, dan itu sudah di apain sama penerbit yang ada di e-katalognya PT MIM”  katanya. 

Diceritakan Wana lebih lanjut,  PT MIM merupakan perusahaan peng-klik-an saja di halaman e-katalog. Sedangkan ebook yang ada di aplikasi spod baca diperoleh dari beberapa penerbit.

“ PT MIM ini untuk perusahaan pengklikan saja. Untuk perusahaan e-katalog. Kemudian kalau ebook itu kan dari beberapa penerbit dia masuk” tambahnya. 

Kemudian wartawan bertanya. Apakah artinya  PT MIM membeli ebook dari penyedia lain?, Wana membenarkannya dan menyebut ada beberapa distributor penyedia ebook. 

Namun dia menyebut persoalan terkait ebook Tere Liye menjadi gaduh di publik karena ada satu perusahaan distributor ebook  yang sengaja meributinya. 

“He..eh (iya). Distributor penyedia ebooknya ada berapa perusahaan, dan itulah satu perusahaan kemarin yang ribut”  ungkapnya. 

Perusahaan penyedia ebook yang ribut tadi, sambung Wana, lalu bercerita kepada Muhammad Riduan. Selanjutnya oleh Muhammad Riduan permasalahan ebook Tere Liye dipolitisir, karena berseberangan dengan Plt Bupati Labuhanbatu HjEllya Rosa Siregar S.Pd, MM, yang melakukan launching aplikasi spod baca tersebut. 

“Ada (perusahaan) yang mengadu ke si  Muhammad Riduan kebetulan kenal, cerita segala macam, kebetulan disitulah terus di politisir.  Kan gitu. Dipolitisir ajanya itu” tudingnya lagi. 

Diungkapkan Wana lagi,  distributor ebook yang ribut itu sebelumnya juga turut menyampaikan penawaran kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan untuk pengadaan spod baca. Namun penawaran ditolak karena distributor itu tidak memenuhi persyaratan. 

“Persaingan dalam bisnis juga lah. PT yang ribut ini tidak memenuhi persyaratan dia”  bebernya. 

Dikatakannya lagi, nilai pengadaan ebook hanya sekitar Rp 200 juta dari total Rp 712 juta kontrak pengadaan aplikasi spod baca dan perlengkapan lainnya yaitu website video, dan totem sign.

“Jadi ibaratnya siapa ini tadi kan mempolitisir sebanyak-banyaknya. Padahal bukan segitu.  Nilai ebooknya cuma sekitar dua ratus juta” terangnya. (Itp AAT).