Tidak Terima Lahirkan Bayi Laki-Laki, Seorang Ibu Diduga Gorok Leher Anaknya

106
Oplus_131072

Labura-Intipnews.com: Seorang ibu rumah tangga inisial YW (33), (foto) warga Dusun III, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Na IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara, diduga menggorok leher anak balitanya yang baru berusia 18 hari, Senin, (23/9/24) sekitar pukul 09.30 Wib. 

Kapolres Labuhanbatu, AKBP Dr. Bernhard L. Malau, S.I.K., M.H., melalui Kasi Humas AKP Syafrudin, kepada wartawan, Senin (23/9/24), mengatakan, Polres Labuhanbatu telah mengamankan YW tidak berselang lama setelah peristiwa itu terjadi. 

Syafrudin memaparkan, peristiwa terjadi  ketika terduga pelaku YW selesai memandikan korban dan meletakkannya di atas tempat tidur bayi. Setelah itu, terduga pelaku mengambil parang dan kapak dari dapurnya dan digunakan untuk menggorok leher  balita tersebut sampai meninggal dunia. 

Usai itu, YW berteriak keras dengan mengatakan “ tengok anakku”, sehingga mengundang perhatian tetangganya Muharni. Muharni langsung datang dan melihat korban sudah tak bernyawa di atas tempat tidur dengan luka robek di bagian leher.

Di situ juga Muharni  melihat sebilah  kapak dan  parang.  Muharni sontak berteriak sehingga mengundang perhatian para warga sekitar. 

Dijelaskan Syafrudin, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, motif terduga pelaku yakni karena kecewa anak yang dilahirkannya seorang laki-laki, padahal dia berharap dan sangat menginginkan seorang bayi perempuan.

“Saat ini, jenazah korban sudah dibawa ke RSUD Rantau Prapat untuk dilakukan otopsi lebih lanjut” terangnya. 

Dikatakan Syafrudin, Kapolres Labuhanbatu, AKBP Dr. Bernhard L. Malau, SIK, MH,  sangat prihatin terhadap kejadian tersebut.

 “Bapak Kapolres sangat prihatin dengan kejadian ini. Kejadian ini sungguh tragis dan melampaui batas kemanusiaan. Kami langsung bergerak cepat setelah mendapat laporan dari warga”  ujarnya. 

Syafrudin menambahkan, YW  telah diamankan di Mapolres Labuhanbatu dan akan dilakukan pemeriksaan terhadap kejiwaan terhadap YW. 

“Kami akan dalami lebih lanjut terkait psikologis kejiwaan terduga  pelaku.” katanya. (Itp AAT).