Jakarta-Intipnews.com:Pemerintah menargetkan penyelesaian 18 proyek hilirisasi strategis senilai Rp618,13 triliun sebelum akhir tahun 2025. Langkah ini menjadi bagian penting dalam perjalanan besar menuju kemandirian ekonomi dan energi nasional. Program hilirisasi lintas sektor tersebut dirancang sebagai manifestasi nyata visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai negara industri yang kuat, berdaya saing, dan mandiri secara energi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ahmad Erani Yustika menjelaskan bahwa pemerintah tengah mempercepat penyelesaian pra-studi kelayakan atau _feasibility study (FS)_ terhadap 18 proyek hilirisasi tersebut. Ia menargetkan seluruh studi selesai sebelum akhir tahun 2025, sehingga tahapan konstruksi dapat segera dimulai pada 2026.
“Pasti (eksekusi) akan bertahap. Tapi semuanya pasti akan selesai akhir tahun ini. Karena harus segera dieksekusi proyeknya,” kata Ahmad.
Salah satu proyek prioritas yang menjadi fokus adalah pengembangan _Dimethyl Ether (DME),_ yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan impor LPG sekaligus mengoptimalkan potensi besar gas domestik sebagai sumber energi bersih dan terbarukan.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto dalam rapat terbatas di Istana Merdeka menekankan pentingnya percepatan seluruh proyek hilirisasi lintas sektor. Menurutnya, 18 proyek strategis bernilai lebih dari Rp600 triliun tersebut harus dapat memasuki tahap pembangunan fisik pada 2026.
“Percepatan hilirisasi baik di sektor perikanan, kemudian di sektor pertanian, dan di sektor energi dan mineral batu bara. Arahan Bapak Presiden dari 18 proyek yang sudah selesai pra-FS, dan sudah dibicarakan dengan Danantara, kita akan selesaikan di tahun ini untuk semuanya,” ujar Bahlil.
Ia juga mengungkapkan bahwa hilirisasi akan membuka lapangan kerja berkualitas dan berupah layak. Sementara untuk Satgas Hilirisasi bersama Danantara terus memperkuat koordinasi lintas sektor untuk merumuskan skema pembiayaan, model bisnis, dan lokasi proyek.
“Itu (proyek hilirisasi) akan menciptakan lapangan pekerjaan yang baik dengan upah yang layak. Tim juga tengah memastikan penyelesaian berbagai kendala perizinan serta mitigasi sosial dan lingkungan, agar implementasi proyek dapat berjalan terintegrasi dan berkelanjutan,” tegasnya.
Dari sisi pendanaan, CEO Danantara Rosan Roeslani mengungkapkan bahwa investasi hilirisasi kini menjadi salah satu kontributor utama terhadap realisasi investasi nasional. Hingga paruh kedua 2025, Danantara telah memperoleh komitmen pendanaan sebesar US$7 miliar dari berbagai ¬_sovereign wealth fund internasional._
“Dari USD7 miliar itu dengan Qatar USD4 miliar, kemudian dengan CIC (China Investment Corporation) USD2 miliar, dan juga kemudian dengan RDIF (Russian Direct Investment Fund),” ungkap Rosan.
Melalui kebijakan ini, pemerintah menaruh harapan besar bahwa rampungnya seluruh studi kelayakan pada 2025 akan menjadi landasan kuat bagi industrialisasi nasional. Dengan total nilai investasi mencapai Rp618 triliun, proyek-proyek ini diharapkan mampu menyerap lebih dari 270 ribu tenaga kerja, memperkuat ketahanan energi nasional, serta mempercepat substitusi impor LPG melalui pengembangan DME.Itp.r





