Manfaatkan Momentum Panen Raya, Pemerintah Jamin Harga Beras Turun

16

Oleh: Nana Gunawan 

Beberapa waktu kedepan, panen raya akan segera dimulai yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan dan penurunan harga beras. Hal ini dikarenakan hasil panen yang melimpah umumnya membuat suplai yang lebih besar dari produk komoditas pangan tersebut. Dengan adanya panen raya tersebut, stok beras diharapkan akan meningkat dan harga beras utamanya di Bulan Ramadhan akan kembali stabil.

Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa panen raya akan segera terjadi selama satu bulan ke depan sehingga akan terjadi penurunan harga yang signifikan dari harga beras. Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa ketersediaan pasokan beras menjelang bulan suci Ramadan dan Lebaran Idul Fitri tidak ada masalah.

Harga gabah dan bahan mentah lainnya yang berasal dari beras pun juga sudah mengalami penurunan meskipun tidak terlalu drastis karena belum memasuki masa panen raya. Namun begitu, penurunan tersebut telah sangat mengurangi rasa kekhawatiran masyarakat terhadap komoditas utama ini. Bahkan, Presiden RI, Joko Widodo menegaskan bahwa di beberapa pasar terutama di Pasar Induk Beras Cipinang dan Pasar Johar, Karawang harga beras sudah mulai turun. 

Ketua Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jakarta, Nelis Soekidi mengatakan bahwa stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang saat ini sebanyak 32.000 ton dan harga beras sudah turun hingga Rp2.000 per-kilogram dalam dua minggu terakhir.

Nelis Soekidi menambahkan bahwa harga beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang sebesar Rp12.300 per-kilogram dan beras premium sebesar Rp14.000 per-kilogram seiring terjadinya panen raya di beberapa wilayah. Meskipun harga beras mengalami penurunan, pihaknya berharap agar harga gabah basah tidak anjlok ketika masa panen raya tiba agar para petani tidak mengalami kerugian.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan bahwa potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya yang akan berlangsung pada Maret hingga April 2024 diprediksi mencapai 8 juta ton. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa jika dilihat dari hasil pengamatan Kerangka Sampel Area atau KSA Badan Pusat Statistik (BPS), potensi produksi beras nasional dari hasil panen raya akan mencapai lebih dari 8 juta ton, lebih tepatnya sebesar 8,46 juta ton. Suwandi menambahkan bahwa produksi beras di awal tahun 2024 ini cukup besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan nasional.

Sementara itu, Kepala Bapanas RI, Arief Prasetyo Adi menjamin ketersediaan beras dalam menghadapi bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 1445 H aman dan tercukupi. Arief mengatakan bahwa pihaknya akan mempercepat penambahan stok beras Bulog untuk menghadapi lonjakan permintaan pada periode Ramadan dan Idul Fitri 2024 guna antisipasi kelangkaan atau ketidakstabilan harga.

Saat ini, stok beras Bulog ada sekitar 1,4 ton dan siap untuk didistribusikan ke berbagai daerah di Tanah Air. Stok bulog harus ada minimal 1,2 juta ton dengan stok level terakhir adalah 800.000 ton, dan good in transit (barang terkirim) sekitar 500.000 hingga 600.000 ton. Jadi, Pemerintah memang harus terus menjaga stok beras di 1,4 juta ton.

Lebih lanjut, Arief Prasetyo mengatakan bahwa di beberapa wilayah akan mengalami panen raya dalam waktu dekat atau sekitar pertengahan bulan Maret hingga April mendatang. Hal ini bisa menambah stok sekaligus menjaga stabilitas harga beras karena panen raya beras bisa di atas tiga juta ton atau sekitar 3,5 juta ton.

Sebagai wujud komitmen Pemerintah terhadap masyarakat, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Bintan, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar dan ritel modern di Kec. Bintan Timur. Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UM Perindag Bintan, Setya Kurniawan mengatakan bahwa sidak tersebut dilakukan bertujuan untuk memonitor ketersediaan bahan pangan sekaligus pergerakan harga beras menjelang bulan suci Ramadan dan Lebaran Idul Fitri.

Setya Kurniawan pun menambahkan bahwa hasil dari sidak tersebut ditemukan bahwa terjadinya penurunan harga beras beserta bahan pangan lainnya. Teruntuk beras, harga beras Bulog premium turun dari Rp14.000 menjadi Rp13.600 per-kilogram. Sedangkan untuk harga beras Bulog medium turun dari Rp12.000 menjadi Rp11.300 per-kilogram.

Berdasarkan penuturan dari sejumlah pedagang, mereka mengapresiasi dan berterima kasih atas kinerja Pemerintah yang telah berhasil menurunkan harga beras. Salah seorang pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Anto mengatakan bahwa harga beras sudah mengalami penurunan. Beras medium penurunannya sekitar Rp2.000 per-kilogram sedangkan beras premium sekitar Rp1.000 per-kilogram. Anto pun menjelaskan bahwa tingkat kepatahan beras premium 5 persen sampai mendekati 0 persen dibanderol Rp15.000-Rp16.000 per-kilogram. Sementara, Tingkat kepatahan beras medium 15-30 persen dengan kisaran harga melihat dari kondisi beras.

Hal ini membuktikan bahwa upaya Pemerintah dalam menjamin ketersediaan stok dan stabilitas harga beras patut didukung oleh seluruh pihak karena merupakan bentuk komitmen terhadap masyarakat agar tidak mengalami kerugian akibat kekurangan stok dan tingginya harga beras. Untuk itu, masyarakat diharapkan untuk tidak khawatir karena Pemerintah telah memastikan bahwa harga beras akan menurun secara bertahap hingga panen raya tiba.

 Penulis merupakan Pengamat Ekonomi, Pershada Institut.