Oleh: Saidi Muhammad
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur bukan hanya tentang memindahkan pusat pemerintahan, tapi juga tentang membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Salah satu kunci untuk mencapai tujuan ini adalah dengan memberdayakan masyarakat lokal.
Masyarakat lokal di sekitar IKN memiliki pengetahuan dan kearifan lokal yang berharga. Mereka telah hidup di wilayah tersebut selama berabad-abad dan memiliki hubungan yang kuat dengan alam. Pengetahuan dan pengalaman mereka dapat menjadi aset penting dalam membangun IKN yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang besar dari masyarakat Dayak dalam pembangunan IKN. Sebagai apresiasi, Presiden Jokowi berencana untuk membangun Dayak Center di sekitar wilayah IKN.
Organisasi masyarakat Dayak, seperti Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR), juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung pembangunan IKN. Mereka menekankan pentingnya memperhatikan peningkatan Sumber Daya Alam (SDM) masyarakat lokal, terutama melalui pendidikan yang setara dengan standar global. Dengan demikian, pembangunan IKN tidak hanya menjadi proyek infrastruktur, tetapi juga sebuah upaya untuk memperkuat dan menghargai warisan budaya serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
Komitmen pemerintah untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam pembangunan IKN terlihat jelas melalui berbagai program dan inisiatif, seperti pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan melalui berbagai forum dan diskusi tentang pembangunan IKN, penyediaan pelatihan dalam rangka meningkatkan keterampilan mereka agar masyarakat lokal dapat bekerja di berbagai sektor di IKN, pemberian akses ke pendidikan dan kesehatan demi meningkatkan kualitas hidup, dan pemberian bantuan dalam mengembangkan usaha masyarakat lokal agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) juga telah mengambil langkah-langkah konsisten untuk meningkatkan keterlibatan dan pelestarian budaya lokal di wilayah Kalimantan Timur. Sejumlah tokoh masyarakat dan penggiat budaya, seperti Dahlia Yati dari suku Balik, memberikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan.
Dahlia Yati menyatakan bahwa OIKN tidak hanya menunjukkan kepedulian, tetapi juga respons yang baik terhadap budaya lokal. Ia mengungkapkan bahwa dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Otorita IKN, masyarakat lokal selalu diminta untuk berpartisipasi dengan kegiatan atau tarian kebudayaan.
Pentingnya menjaga keberlanjutan budaya lokal di tengah perkembangan IKN menjadi fokus utama bagi pemerintah. Hal ini sejalan dengan harapan masyarakat setempat agar keberadaan IKN tidak menggeser budaya lokal, dan masyarakat adat diberikan kesempatan untuk bersaing secara sehat dengan pendatang.
Ketua Lembaga Adat Paser Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara, Hasanudin menyebutkan bahwa upaya pemberdayaan OIKN telah memberikan dampak positif bagi masyarakat lokal. Pelaksanaan kegiatan kebudayaan dan pelatihan-pelatihan kerja telah meningkatkan kesempatan bekerja dan pendapatan bagi warga lokal. Seiring dengan perkembangan IKN, OIKN tetap berkomitmen untuk mempertahankan dan meningkatkan keterlibatan budaya lokal serta terus mendorong pemberdayaan masyarakat.
Penjabat Gubernur Provinsi Kalimantan Timur, Akmal Malik juga memberikan keyakinan kepada masyarakat Kaltim tentang kehadiran IKN akan membawa dampak yang sangat positif pada roda pemerintahan dan kehidupan masyarakat Kaltim, termasuk wilayah daerah luar Jawa lainnya. Selain itu, Akmal menekankan pentingnya peningkatan SDM melalui pendidikan yang baik. Menurutnya, kebijakan ini sangat vital dalam menghadapi tantangan masa depan yang besar dari keberadaan IKN. Namun demikian, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemerintah akan membantu generasi muda Kalimantan agar mereka menjadi generasi unggul dan berkualitas.
Sementara itu, Institut Teknologi Bandung (ITB) pernah terlibat dalam upaya memperkuat manajemen usaha kelompok masyarakat lokal di IKN melalui “Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat oleh Tim Dosen ITB”. Program ini, yang berlangsung di Desa Bumi Harapan, Kabupaten Penajam Paser Utama, Provinsi Kalimantan Timur, dari Juni hingga November 2023, bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi masyarakat setempat, khususnya di sektor pertanian dengan pendekatan urban farming.
Dalam program tersebut, Ketua Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat, Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P. menjelaskan bahwa fokus utamanya adalah penguatan manajemen usaha kelompok masyarakat. Hal ini diharapkan dapat mempersiapkan penduduk IKN untuk mengelola usaha pertanian secara efektif di tengah perkembangan IKN menjadi kota metropolitan.
Tim Dosen ITB bekerja sama dengan penduduk lokal untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang manajemen usaha, yang dianggap krusial dalam menjalankan usaha pertanian yang sukses dan berkelanjutan. Melalui penguatan organisasi masyarakat dan sistem usaha, program ini mengarah pada perencanaan budidaya, pola tanam, hingga pengolahan dan pemasaran produk pertanian.
Pemberdayaan masyarakat lokal bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pembangunan IKN. Seluruh stakeholder bekerja sama untuk memastikan bahwa masyarakat lokal mendapatkan manfaat dari pembangunan IKN.
Pemberdayaan masyarakat lokal merupakan kunci untuk membangun IKN yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dan melalui langkah-langkah konkret, termasuk konsultasi dengan pemangku kepentingan, diharapkan IKN dapat menjadi contoh pembangunan yang berkelanjutan dengan pemberdayaan masyarakat lokal secara inklusif.
Penulis adalah pengamat sosial dari Kalimantan Timur